Golongan Darah Pengaruhi Risiko Covid, Termasuk Amankah Golongan Darah Anda?

blood-1968457_960_720 200degrees
blood-1968457_960_720 200degrees (Foto : )
Sebuah studi menemukan bahwa ternyata golongan darah mempengaruhi risiko Covid-19, golongan mana sajakah yang aman dan beresiko?
Baru-baru ini, sebuah studi yang yang dilakukan para ilmuwan Eropa menyarankan satu lagi faktor potensial untuk dipertimbangkan dalam penyebaran virus Corona (Covid-19) adalah golongan darah. Hasil awal investigasi ini dibagikan pada 2 Juni lalu di layanan pracetak MedRxiv.Para peneliti meneliti sampel darah dari 1.610 pasien positif Covid, yang dirawat di rumah sakit di Italia dan Spanyol, serta 2.205 orang sehat dalam kelompok kontrol.Analisis mereka mengidentifikasi variasi di dua area berbeda pada genom (set lengkap DNA manusia, termasuk semua gen) yang dikaitkan dengan risiko lebih besar untuk reaksi parah terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, termasuk kegagalan pernapasan. .Salah satu area pada genom ini terkait dengan golongan darah. Para peneliti menemukan bahwa golongan darah A dikaitkan dengan peningkatan 50 persen risiko pasien menjadi golongan darah paling rentan dengan COVID-19 dan membutuhkan oksigen tambahan atau ventilator.Kesimpulan ini mendukung temuan dari penelitian awal yang dilakukan di China, yang muncul 27 Maret di MedRxiv.“Ini memberi para peneliti kepercayaan lebih dalam asosiasi” kata Andre Franke, PhD, profesor kedokteran molekuler di Institut Biologi Molekuler Klinis di Rumah Sakit Universitas Schleswig-Holstein di Kiel, Jerman, seperti dilansir
everydayhealth (6/2020).Para peneliti pada studi lain yang sedang berlangsung, oleh perusahaan pengujian genetik 23andMe, merilis data awal pada 8 Juni yang menunjukkan bahwa golongan darah O termasuk golonagn darah yang relatif aman terhadap COVID-19.Para peneliti menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki kemungkinan antara 9 dan 18 persen lebih kecil untuk terpapar positif COVID-19 dibandingkan dengan golongan darah lainnya.Studi 23andMe masih merekrut subjek, tetapi sudah memiliki 750.000 peserta dan kemungkinan akan keluar dengan lebih banyak data mengenai asosiasi genetik dan COVID-19.