KROSCEK: Instruksi KAMI ke Anies Lakukan PSBB Total, Skenario Desak Jokowi Mundur

anis fi
anis fi (Foto : )
Muncul unggahan di media sosial yang menyebut instruksi KAMI ke Anies untuk melakukan PSBB total, sebagai bagian dari skenario desak Jokowi mundur.
Beredar di media jejaring sosial
Facebook, oleh akun bernama Sidik Purnomo yang mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi, “Kajian intelejen crime…. Anis dapat instruksi dari “KAMI” Agar lakukan psbb total beberapa bulan agar tujuannya Rakyat DKI menjadi lumpuh secara perekonomian sehingga ketika bulan oktober 2020 besok indonesia masuk jurang Resesi ( 100% pasti resesei) maka dikarnakan tidak adanya pekerjaan,pendapatan cash dan tabungan berakibat pada kemiskinan yang menjadi jadi di DKI sehingga bisa memicu Demo dan penjarahan. Bila itu terjadi maka KAMI dan antek kadrun lainnya akan push provokasi kepada rakyat tentang JOKOWI HARUS MUNDUR KARENA GAGAL SELAMATKAN RAKYAT. Ada misi jahat sedang di jalankan oleh wan abut,kadrun,dan KAMI bin GATOT CENDANA” Pemilik akun menulis narasi dalam kolom statusnya dengan menyatakan, “Semua dikondisikan sesuai skenario para penghianat bangsa…” [caption id="attachment_374333" align="alignnone" width="423"] Status dan unggahan di Facebook oleh akun Sidik Purnomo (Foto: Screenshot Facebook/Sidik Purnomo)[/caption] Status dan unggahan yang dibagikan sejak 11 September 2020 ini, telah mendapat respon dari publik, sebanyak 114 reaksi, 61 komentar dan telah dibagikan 138 kali oleh pengguna Facebook lain. Kemudian benarkah klaim dalam unggahan bahwa Anies mendapat instruksi dari KAMI untuk melakukan PSBB total sebagai bagian dari skenario mendesak Jokowi mundur? Berikut krosceknya. Seperti dilansir laman turnbackhoax.id, Selasa (15/9/2020), mengacu cekfakta.tempo.co, berdasarkan hasil penelusuran  klaim bahwa penetapan kembali PSBB di DKI Jakarta oleh Anies berdasarkan instruksi dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebagai bagian dari skenario untuk mendesak Presiden Jokowi mundur adalah klaim yang keliru. Faktanya, penetapan kembali PSBB di DKI Jakarta adalah upaya untuk menurunkan kurva kasus Covid-19 dan menghindari kolapsnya layanan kesehatan. Penerapan PSBB tersebut dibuat berdasarkan data Indikator Pantau Pandemi serta masukan para ahli epidemiologi. Fakta ini terangkum dalam artikel metro.tempo.co, edisi Rabu (9/9/2020), berjudul, “Alasan Anies Baswedan Putuskan Jakarta Kembali ke PSBB Mulai 14 September 2020”. [caption id="attachment_374342" align="alignnone" width="452"] Alasan Anies memutuskan PSBB kembali. (Foto: Screenshot metro.tempo.co)[/caption] Berikut cuplikan artikelnya, TEMPO.CO, Jakarta- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB secara ketat mulai Senin, 14 September 2020. Pasalnya, kata Anies kondisi pandemi Covid-19 di Ibu Kota telah mengkhawatirkan.Anies menjelaskan, kebijakan rem darurat diambil berdasarkan tiga poin pertimbangan, yaitu angka kematian di Jakarta yang terus meningkat, serta ketersediaan tempat tidur isolasi dan ruang ICU untuk merawat pasien Covid-19.“Jadi dari 3 data: angka kematian, keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU khusus covid, menunjukkan bahwa situasi wabah di Jakarta ada pada kondisi yang darurat,” ujar Anies dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung dalam akun Facebook resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Rabu malam, 9 September 2020.Menurut Anies, sejak pertengahan Agustus 2020 lalu, jumlah angka kematian di DKI Jakarta terus meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada angka pemulasaran jenazah dengan standar operasional Covid-19. Padahal, kata Anies, saat masa PSBB, sebelum transisi, angka kematian di Jakarta sempat naik sejak awal Maret, namun berangsur turun dan melandai hingga pertengahan Agustus. “Secara persentase rendah, tapi secara nominal meningkat terus setiap hari,” tutur Anies.Pertimbangan selanjutnya adalah ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit untuk pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Anies menjelaskan, saat ini di Ibu Kota ada 4.053 tempat tidur isolasi di 63 rumah sakit rujukan dan sudah terpakai sebanyak 77 persen. Berdasarkan kalkulasi Pemprov, kata Anies, jika tidak ada pembatasan secara ketat dan kondisi saat ini terus berlangsung, seluruh tempat tidur isolasi akan terisi penuh pada 17 September 2020. dst... (https://metro.tempo.co/read/1384527/alasan-anies-baswedan-putuskan-jakarta-kembali-ke-psbb-mulai-14-september-2020) Kemudian dari kroscek lain, dilansir dari kompas.com, artikel edisi (13/9), berjudul, "PSBB DKI Diperketat, Ahli Epidemiologi: Sudah Sesuai Regulasi, yang Tak Sesuai itu Reaksi yang Berlebihan", ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menuturkan pengetatan kegiatan masyarakat melalui rencana PSBB seperti awal pandemi Covid-19 di Jakarta sudah tepat. [caption id="attachment_374343" align="alignnone" width="620"] PSBB diperketat sudah sesuai regulasi. (Foto: Screenshot kompas.com)[/caption] Berikut cuplikan artikelnya, JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, pengetatan kegiatan masyarakat melalui rencana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti awal pandemi Covid-19 di DKI Jakarta sudah tepat.Hal itu dikarenakan jumlah kasus Covid-19 di Ibu Kota yang terus meningkat belakangan serta tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang mulai penuh.Namun, ia menyoroti reaksi yang muncul terkait rencana PSBB tersebut.“Menurut saya, semua langkah-langkah ini sudah sesuai aturan dan regulasi yang sudah ada, yang tidak sesuai itu reaksi yang berlebihan,” kata Pandu ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (13/9/2020).Diketahui, rencana PSBB total tersebut sempat mendapat kritik dari sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju.Pandu mengatakan, rencana penerapan PSBB tersebut dibuat berdasarkan data Indikator Pantau Pandemi serta masukan ahli epidemiologi.Hal itu dikarenakan jumlah kasus Covid-19 di ibukota terus meningkat belakangan serta tempat tidur untuk pasien Covid-19 mulai penuh. dst... (https://nasional.kompas.com/read/2020/09/13/12410881/psbb-dki-diperketat-ahli-epidemiologi-sudah-sesuai-regulasi-yang-tak-sesuai?page=all) Sebagai perbandingan, bukan hanya Jakarta yang memberlakukan kembali pembatasan aktivitas masyarakat karena meningkatnya kasus Covid-19. Sejumlah kota di beberapa negara juga memutuskan pembatasan sosial ulang untuk menekan kurva kasus. Seperti dilansir dari channelnewsasia.com, (17/7), dalam artikel berjudul, “Return to lockdown: Why 5 cities, regional states have re-imposed tighter COVID-19 measures”. Terdapat 5 kota negara melakukan pembatasan sosial ulang, diantaranya Bangalore, Goa, Melbourne, Manila, hingga Hong Kong. [caption id="attachment_374344" align="alignnone" width="623"] Artikel lima kota negara di dunia menerapkan ulang pembatasan. (Foto: Screenshot channelnewsasia.com)[/caption] Berikut cuplikan artikelnya, SINGAPORE: Most countries across the world imposed lockdowns and restrictions to curb the spread of the COVID-19 pandemic earlier this year.While many countries are slowly opening up, several cities and regions in Asia and Australia have reintroduced tighter measures - after initially easing curbs - following spikes in the number of infections in recent weeks.BANGALOREIndia’s IT hub Bangalore went into lockdown again this week, after emerging as a new hotspot for COVID-19 infections in the country.The seven-day lockdown began at 8am on Tuesday (Jul 14), during which transport is banned except for emergencies and only shops selling essential items are allowed to open.Places of worship and government offices will also be closed, while schools and restaurants will remain shut. People will be confined to their homes and only allowed out for essential needs. dst... (https://www.channelnewsasia.com/news/asia/india-australia-philippines-hong-kong-return-covid-19-lockdown-12941732) Berdasarkan kroscek dan penelusuran, bisa disimpulkan bahwa klaim Anies mendapat instrusi dari KAMI untuk melakukan PSBB total sebagai bagian dari skenario mendesak Jokowi mundur, adalah tidak benar alias hoaks dan tidak ada hubungannya sama sekali. Karena penerapan PSBB Jakarta, adalah upaya untuk menurunkan kurva kasus Covid-19 dan menghindari kolapsnya layanan kesehatan berdasarkan data Indikator Pantau Pandemi serta masukan para ahli epidemiologi. Pemberlakuan kembali pembatasan sosial juga ditempuh oleh lima kota di dunia, mulai dari Bangalore, Goa, Melbourne, Manila, hingga Hong Kong. Mengacu First Draft, hoaks ini termasuk kategori misleading content atau konten yan menyesatkan