Anak Yatim Piatu Kesulitan Belajar Daring karena Keterbatasan Ekonomi

SISWA YATIM KESULITAN DARING
SISWA YATIM KESULITAN DARING (Foto : )
Dua anak yatim piatu yang menjadi siswa di Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, kesulitan belajar daring karena tidak memiliki smartphone.
Keduanya tinggal bersama neneknya di gubug reot, yang menyatu dengan kandang ayam. Untuk belajar tugas sekolah melalui
daring , kedua anak yatim piatu itu harus menumpang di telepon pintar milik temannya.Kondisi tempat tinggal kedua anak yatim piatu, Muhammad Rezki Maulana siswa kelas enam, dan adiknya, Riyanto Mustofa, siswa kelas dua. Keduanya merupakan siswa Madrasah Ibtidaiyah atau MI jalinan Desa Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan.Kedua anak yatim piatu tersebut tinggal bersama kakek neneknya, di gubuk reot yang menyatu dengan kandang ayam.Mereka tinggal dengan kondisi tempat tingal ukuran empat meter kali enam meter , dengan dinding anyaman bambu dan atap genteng serta lantai tanah. Bila terjadi hujan atap gubug bocor dan tidak bisa ditempati.Sejak keci, kedua siswa Madarasah Ibtidaiyah ini hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua, karena kedua orang tuanya yakni Ipra Sugiyono dan Siti Ribuyati telah meninggal dunia sejak kedua anak ini masih kecil.Keterbatasan ekonomi sang nenek yang hanya buruh tani, membuat kondisi Maulana dan Riyanto, kedua anak yatim piatu ini, hidup dengan penuh kekurangan. Sejak kecil, kedua anak yatim piatu tersebut dirawat neneknya di gubuk reot, dengan kondisi yang memprihatinkan.Untuk penerangan listrik, sang nenek harus menumpang jaringan listrik milik tetangga, sementara untuk belajar, keduanya menggunakan dipan reot yang sekaligus tempat istriahat. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari, kakek neneknya bekerja menjadi buruh tani.Pembelajaran daring yang diberlakukan oleh pemerintah membuat kedua anak yatim piatu ini tidak bisa belajar secara maksimal, lantaran keduanya tidak memiliki smartphone.Jangankan memiliki smartphone, untuk kebutuhan perlengkapan sekolah kedua anak yatim piatu inipun tidak mempunyai perlengkapan sekolah lengkap. Mereka hanya memiliki rak dari plastik yang sudah rusak untuk tempat buku, dan baju agar tidak terkena air hujan.Untuk belajar daring