Menurut Syahrul, kalung ini, yang dibuat dari bahan eucalyptus pohon kayu putih, bisa membunuh Covid-19 dengan kontak. Kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen COVID-19. Semakin lama kontak maka lebih banyak virus yang tereliminasi.
“Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen,” klaim Syahrul. Selain kalung, produk 'antivirus' ini juga hadir dengan dengan model oles ke bagian luar tubuh.
Klaim Syahrul langsung menuai pro kontra di tengah masyarakat. Banyak yang mempertanyakan kajian ilmiah tentang kalung anti virus itu.Menkes Belum Tahu
Menanggapi polemik tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku belum terlalu mengetahui detail soal kalung tersebut.
Namun, kata Terawan, jika kalung tersebut dapat memperkuat kondisi psikologi dan mental masyarakat yang memercayainya, maka hal itu tidak menjadi masalah.
Meski belum dilakukan penelitian lebih mendalam oleh ahli kesehatan maupun Kementerian Kesehatan, Terawan yakin jika kalung anti virus corona tersebut bisa berguna jika para pemakai secara psikologi dan mental percaya akan kegunaan kalung tersebut.
“Jika kalung yang akan diproduksi secara massal Itu tergantung psikologi orang yang memakai kalung tersebut agar bisa terhindar dari virus Covid-19,” kata Terawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (6/7/2020).
Ia menambahkan seseorang yang sehat secara fisik belum tentu bebas terpapar Covid-19. Karena itu kesehatan mental juga sangat dibutuhkan guna meningkatkan imunitas tubuh.
Terawan mencontohkan, orang yang selalu khawatir dan bersedih akan berdampak pada kondisi imun tubuh.
Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental maka setiap orang harus banyak berolahraga dan istirahat yang cukup. Selain itu juga mengonsumsi makanan yang bergizi.
“Seperti yang di selalu disampaikan kepala gugus tugas komsumsi makanan empat sehat lima sempurna dan selalu menerapkan protokol kesehatan, saya kira semuanya akan baik saja,” kata Terawan.
Belseran Chris I Ambon, Maluku