Inilah Humor Gus Dur yang Bikin Ngakak, Ada yang Ingat?

Inilah Humor Gus Dur yang Bikin Ngakak, Ada yang Masih Ingat? (Foto Twitter)
Inilah Humor Gus Dur yang Bikin Ngakak, Ada yang Masih Ingat? (Foto Twitter) (Foto : )

Tentang humor Gus Dur seolah hadir lagi setelah kritikan Bintang Emon mengenai sikap yang diambil hakim mengenai kasus Novel Baswedan menjadi viral, banyak warga yang menyayangkan hal tersebut.

Tidak hanya pada keputusan hakim, tapi juga soal pada humor yang sudah mulai berkurang atau dibatasi di Indonesia.

Tagar #IndonesiaDaruratHumor menjadi trending di Twitter. Tagar muncul sebagai respons atas adanya warga diminta klarifikasi kepolisian setelah mengunggah humor Gus Dur alias Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Indonesia soal 3 polisi jujur.

Kepolisian menegaskan bahwa tidak pernah ada perkara atau kasus karena mengunggah humor Gus Dur. Selain humor tersebut, ternyata Gus Dur memiliki banyak koleksi humor. Tak hanya untuk lucu-lucuan, banyak juga humor Gus Dur yang bernada mengkritik.

Putri Gus Dur Alissa Wahid juga mengunggah humor Gus Dur lewat akun Twitter @AlissaWahid. Thread yang diunggah pada Kamis, 18 Juni 2020 tersebut, mendapat 4.100 retweet dan 10 ribu likes dari para netizen.

Gus Dur yang juga merupakan ulama kharismatik NU, sepanjang hidupnya memang kerap memberi masukan dengan cara yang halus dan penuh humor. Berikut lima humor Gus Dur yang bikin senyum:

1. Humor Gus Dur Tiga Polisi Jujur Dikutip dari buku 'Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita' dari mantan Menteri Riset dan Teknologi, Muhammad AS Hikam, menjelaskan konteks munculnya lelucon tiga polisi.

Lelucon disampaikan menanggapi isu kasus korupsi dan kepolisian. "Nah, Polri memang sudah lama menjadi praktik kurang bener itu, sampai guyonan-nya kan hanya ada tiga polisi yang jujur: Pak Hoegeng (Kapolri 1968-1971), patung polisi, dan polisi tidur... hehehe...," demikian kata Gus Dur.

2. Humor Gus Dur Proyek Jembatan Surga Neraka Lelucon proyek jembatan surga neraka diceritakan Gus Dur saat menyampaikan pidato dalam sebuah acara.

Gus Dur bercerita suatu ketika penghuni surga yang berasal dari Indonesia melakukan musyawarah. "Mereka berembuk dan sepakat ingin membangun jembatan.

Jembatan itu nantinya akan menghubungkan surga dan neraka, sehingga baik penduduk surga dan neraka bisa saling mengunjungi," kata Gus Dur seperti dikutip dari buku, Gus Dur, Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman karya Marwini.

Para penghuni surga dan neraka kemudian membentuk panitia masing-masing. Penghuni neraka yang ditunjuk menjadi panitia langsung bekerja merancang struktur bangunan. Tak lama kemudian jembatan dari neraka menuju surga sudah selesai dibangun.

Berbeda dengan penghuni neraka, penghuni surga yang ditunjuk menjadi panitia tak kunjung merampungkan pembangunan jembatan. Jangankan bangunan, rancangan jembatannya saja belum jadi.

Penghuni neraka pun marah ke penghuni surga. "Jembatan kami sudah selesai, sementara kalian ini masih belum melakukan apa- apa," protes penghuni neraka. "Lah, bagaimana bisa kami mengerjakan pembangunan jembatan ini? Wong pimpinan proyeknya, pemborongnya, dan juga menteri-menterinya di neraka semua," kata penghuni surga.

3. Humor Gus Dur Menristek Dikalahkan Orang Madura Menteri Riset dan Teknologi atau Menristek yang kini dikenal dengan Menristek/BRIN, tak luput dari bahan lelucon Gus Dur seperti ditulis dalam buku Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman karya Marwini. Humor disampaikan Gus Dur pada AS Hikam yang saat itu kebingungan menjabat sebagai Menristek periode 1999-2001. "Sudah pernah dengar Menegristek dikalahkan orang Madura?" tanya Gus Dur kepada AS Hikam.

"Belum Gus," jawab AS Hikam. Dia pun bertanya kepada Gus Dur tentang cerita tersebut. Gus Dur kemudian bercerita, Menristek pernah datang ke sebuah pondok pesantren di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Menristek saat itu dikatakan bangga dengan prestasi Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri. Bukan tidak mungkin pesawat bisa mendarat di bulan. "Apakah saudara-saudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri," tanya Menristek kepada para santri dan warga. Namun, para santri dan warga tak menjawab.

Mereka diam saja. Menristek pun heran dan mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi tak ada yang menjawab. Saat pertanyaan diulang untuk ketiga kalinya, seorang santri berbadan kurus mengangkat tangan dan menjawab, "Kalau saya sama sekali ndak bangga Pak." Menristek pun terkejut. "Sebab kan sudah ada yang bisa bikin pesawat ke bulan.

Saya bangga kalau Bapak bisa buat pesawat yang ke matahari," sambung Santri tersebut seolah tahu keterkejutan Menegristek. Pak Menteri tersebut, cerita Gus Dur, dengan cerdas kemudian menjelaskan bahwa panas matahari berjuta-juta derajat. Tak ada logam yang kuat digunakan pesawat untuk mendarat.

Jangankan mendarat, mendekat sekian juta kilometer pun besi itu akan meleleh. "Kalau cuma itu masalahnya gampang Pak. Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, kan bisa berangkatnya habis Magrib tak iye. Kan sudah dak panas lagi," jawab santri tersebut seperti diceritakan Gus Dur kepada AS Hikam.

4. Humor Gus Dur Soal Salam Humor ini diceritakan putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid, saat Haul Gus Dur kesepuluh pada Jumat 28 Desember 2019. Gus Dur saat itu bercerita alasan mengucapkan salam saat membuka ceramah. "Karena itu Gus Dur sering bercerita kepada kami. Salah satu alasan beliau tiap kali mau ceramah. Selalu mulai dengan salam 'Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh'," ucap Inayah. "Bukan karena beliau adalah kiai tapi beliau butuh tahu ini ada yang datang apa nggak. Ini beliau sendiri yang cerita," sambungnya.

5. Humor Gus Dur Soal Sambutan dalam Bahasa Arab Melalui akun Twitternya Alissa Wahid juga mengunggah humor Gus Dur. Salah satunya sebuah acara forum kiai yang dihadiri oleh Gus Dur dan dijaga petugas intelijen keamanan (intel).

Peristiwa itu terjadi di masa Orde Baru. Joke #GusDur di masa OrBa: Dlm forum kyai2, GusDur beri sambutan dlm bahasa Arab. Ia minta forumnya berbahasa Arab saja krn ada intel. Komandan : Bgmn pertemuan kyai2 dg GusDur tadi? Intel : Tidak ada diskusi, Ndan. Mereka hanya saling mendoakan!