Merugi, Nissan Tutup 2 Pabriknya di Indonesia dan Spanyol

Merugi, Nissan Tutup 2 Pabriknya di Indonesia dan Spanyol
Merugi, Nissan Tutup 2 Pabriknya di Indonesia dan Spanyol (Foto : )
Perusahaan mobil Nissan mengumumkan akan menutup 2 pabriknya di Spanyol dan Indonesia. Ini dilakukan setelah perusahaan merugi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, menyusul wabah virus corona yang mengakibatkan permintaan global anjlok dan produksi terhenti.
Kepala Eksekutif Nissan, Makoto Uchida, mengatakan kepada wartawan, Kamis (28/5/2020), produksinya di Eropa akan terpusat pada pabriknya di Sunderland, sementara produksinya di Indonesia akan dialihkan ke Thailand. Perusahaan mobil Jepang itu berencana mengurangi produksi globalnya sebanyak 20 persen .
Melansir dari VOA Indonesia, Nissan Motor Corporation melaporkan, perusahaan merugi sebesar USD6,2 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020. Ini merupakan kerugian pertama sejak krisis finansial yang melanda dunia pada tahun 2009. Dibandingkan dengan setahun yang lalu, Nissan mengatakan produksi globalnya menurun 62 persen pada April 2020 menjadi 150.388 unit. Penjualannya pun menurun hampir 42 persen pada bulan lalu. Penjualan pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020 anjlok 15 persen menjadi USD91,6 miliar. Selama setahun lalu, Nissan berusaha memperbaiki reputasinya yang tercemar akibat penangkapan mantan CEO-nya, Carlos Ghosn, pada November 2018 atas tuduhan pelanggaran finansial. Makoto Uchida mengakui Nissan belum bisa memberikan proyeksi finansial untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. Namun ia mengatakan telah mengamankan kondisi keuangan perusahaan. Sejumlah langkah pemangkasan biaya sedang dilakukan dan perusahaan akan merombak operasinya untuk meraih kembali keuntungan. Sementara itu, Pemerintah Spanyol, Kamis (28/5/2020), mengumumkan bahwa Nissan menutup pabriknya di Barcelona, Spanyol. Perusahaan mobil asal jepang ini mempekerjakan 3 ribu karyawan setelah beroperasi selama 40 tahun di negara tersebut. Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya mengatakan keputusan itu diambil Nissan, meski ada upaya Pemerintah Spanyol untuk mengusahakan pabrik tetap buka. "Kami menyesali keputusan Nissan untuk menutup pabriknya tidak hanya di Spanyol tetapi di Eropa. Nissan akan memusatkan bisnisnya di Asia, meskipun ada upaya besar dari pemerintah untuk menjaga bisnis tetap berjalan," katanya. Industri mobil Spanyol adalah yang terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman, menyumbang 10 persen dari pendapatan kotor negara itu. Selain 3 ribu pekerjaan langsung, terdapat sekitar 22.000 pekerjaan lainnya yang secara tidak langsung bergantung pada perusahaan itu, menurut serikat pekerja. Menteri Ekonomi, Nadia Calvino mengatakan, pemerintah Spanyol telah mengundang Nissan untuk memulai pembicaraan untuk melihat bagaimana proses ini dapat ditangani, tetapi tidak berhasil. Pemerintah Madrid berpendapat, biaya untuk menutup pabrik Nissan di Barcelona yang ditaksir lebih dari EUR1 miliar atau sekitar USD1,1 miliar, lebih besar daripada investasi yang diperlukan untuk mempertahankan pabrik itu. Pabrik Nissan Barcelona sekarang ini sebagian besar memproduksi mobil SUV, truk pick up dan minivan listrik. Produksinya sekitar 200 ribu unit per tahun, tetapi telah menurun sepertiga sebelum terjadi pandemi virus corona.   VOA Indonesia