Konsorsium Antara Bakrie, Ithaca dan Air Product Bangun Industri Metanol Senilai US$ 2 Miliar

Konsorsium Antara Bakrie, Ithaca dan Air Product Bangun Industri Metanol Senilai US$ 2 Miliar (Foto Istimewa)
Konsorsium Antara Bakrie, Ithaca dan Air Product Bangun Industri Metanol Senilai US$ 2 Miliar (Foto Istimewa) (Foto : )
Menko Perekonomian: “Ini Proyek ‘Paten’!” Jakarta, 15 Mei 2020 Konsorsium Bakrie – Ithaca – Air Product yang terdiri dari PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol senilai US$ 2 miliar lebih di Batuta Industrial Chemical Park, di Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Penandatanganan perjanjian definitif kontrak jangka panjang untuk fasilitas produksi batubara-ke-metanol (Coal-to-Methanol/CTM) skala dunia ini dilakukan secara virtual oleh CEO PT Bakrie Capital Indonesia Adika Nuraga Bakrie, Presiden Direktur PT Ithaca Resources Agoes Projosasmito, beserta Chairman, Presiden sekaligus CEO Air Products Seifi Ghasemi yang berada di lokasi terpisah di Amerika Serikat.
Penandatanganan ini disaksikan langsung melalui video conference oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Kepala BKPM Bahlil Lahaladalia, Kamis (14/5/2020) malam di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, para Menteri memberikan apresiasi positif terhadap proyek ini. Berdasarkan kontrak jangka panjang tersebut, PT Bakrie Capital Indonesia — bagian dari Grup Bakrie, dan PT Ithaca Resources akan memasok bahan baku batubara dan telah berkomitmen untuk mengambil alih produksi metanol untuk dipasarkan di Indonesia. Batubara yang dipasok dari tambang milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Ithaca Resources tersebut kemudian diolah oleh fasilitas produksi milik Air Products untuk diproduksikan menjadi metanol. Fasilitas ini nantinya akan mampu memproduksi hampir 2 juta ton metanol per-tahun dihasilkan dari hampir enam juta ton batubara per-tahun. Proyek ini diharapkan onstream pada tahun 2024. “Ke depan, setelah konstruksi fasilitas produksi selesai dalam 3 tahun, industri metanol akan mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) secara signifikan dan pada akhirnya akan mengurangi tekanan pada mata uang rupiah,” ujar Adika Bakrie. Adika Nuraga Bakrie juga menambahkan bahwa proyek ini sejalan dengan strategi Grup Bakrie untuk berfokus pada industrialisasi, yang sejak awal dirintis dan dikembangkan oleh pendiri Grup Bakrie, H Achmad Bakrie. "Proyek ini menjadi momentum kami untuk ‘Back To Basic’, kembali fokus mengembangkan industri yang selama ini menjadi tulang punggung grup kami. Ini juga merupakan momen berkembangnya Batuta Chemical Industrial Park untuk lebih maju lagi di masa depan,” kata Aga, panggilan akrabnya. Menyambung perkataan Aga, Presiden Direktur PT Ithaca Resources Agoes Projosasmito mengatakan bahwa pengembangan industri hilir batubara yang mengangkat nilai produk batubara berkalori rendah ini sejalan dengan visi Presiden RI. "Proyek ini akan mengantarkan kita menuju era baru industri tambang batubara di Indonesia, dan akan mengubah paradigma sekarang yang memperlakukan batubara hanya sebagai bahan bakar. Setelah ini, batubara akan diposisikan sebagai raw material penting dalam memproduksi produk industri turunan bernilai tinggi, dan pada akhirnya akan membantu pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Agoes. Aga Bakrie juga sempat menyampaikan rasa terimakasihnya atas dukungan berbagai pihak, khususnya pihak pemerintah pusat. "Tentu kami juga berharap bahwa proyek ini nantinya dapat dikategorikan pemerintah sebagai 'proyek strategis nasional' dan pada gilirannya dapat bermanfaat maksimal bagi bangsa kita," ujar Aga Bakrie. Melalui pernyataan pers nya, Chairman, Presiden sekaligus CEO Air Products Seifi Ghasemi pun mengungkapkan, “Kami bangga dapat turut terlibat dalam proyek gasifikasi skala dunia ini. Tentu kami siap untuk mengerahkan segenap modal, teknologi, dan keahlian operasional yang kami miliki, demi membantu Indonesia memenuhi tujuan-tujuan penting ini. Ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Air Products untuk selalu mengutamakan proyek-proyek strategis di sektor industri gas yang bernilai tinggi." Dalam rilis tersebut, Seifi Ghasemi juga menjelaskan tentang keahlian inti perusahaannya, termasuk dalam mengembangkan, melaksanakan, memiliki dan mengoperasikan fasilitas proses tingkat tinggi yang membantu klien dalam menciptakan ‘mesin pertumbuhan’. "Kami berharap dapat mendukung Grup Bakrie dan Ithaca dalam ‘dobrakan’ megaproyek ini, demi membantu terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” tutupnya. Proyek Milestone Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam kesempatan tersebut mengatakan, proyek ini menjadi milestone bagi pemerintah Indonesia khususnya dalam hal penyediaan bahan baku industri metanol yang selama ini bergantung kepada produk impor. “Tidak hanya penting bagi industri kimia, metanol juga menjadi salah satu faktor utama dalam implementasi program biodiesel yang saat ini tengah kita galakkan," kata Luhut menambahkan. "Proyek ini saya yakini juga akan dapat membantu mengurangi defisit neraca berjalan kita. Dan pada akhirnya, saya berharap investasi ini dapat diikuti juga dengan transfer teknologi antara licensor dan investor kepada mitra kerja di Indonesia, menjadi pemicu dari percepatan penguasaan teknologi pada industri strategis kita. Ini yang ingin kita lihat," papar Luhut. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan tersebut mengatakan, penandatanganan kerjasama ini menunjukkan kepercayaan diri (confidence) dan kepercayaan (trust) dunia atas iklim investasi di Indonesia. “Pemerintah Indonesia mendukung penuh pengembangan hilirisasi industri berbasis natural resources, apalagi sumber daya kita demikian besar," kata Airlangga. Ailangga juga memperkirakan proses konstruksi proyek ini akan dapat diselesaikan di kuartal-III 2023. "Tentu saya juga berharap proyek ini dapat kita resmikan sebelum masa pergantian pemerintahan di 2024,” katanya tersenyum. Proyek ‘Paten’ Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut dengan antusias dan menyatakan bahwa proyek seperti ini sebenarnya sudah lama ditunggu oleh pemerintah. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun menimpali pernyataan itu, “Saya setuju. Ini sungguh momen bersejarah bagi kita di Indonesia, apalagi di tengah kondisi tidak menentu akibat pandemi ini.” Tidak mau kalah, Airlangga pun menambahkan, "Kalau diringkas menjadi satu kata, maka ini adalah proyek 'Paten',” katanya. Agus Gumiwang dalam kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa dirinya akan segera menandatangani rekomendasi agar proyek ini dapat dikategorikan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). " Atas perintah Pak Luhut, saya besok akan membuat surat rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek ini masuk dalam klasifikasi PSN," tukas Agus. Kepala BKPM Bahlil Lahaladalia pada kesempatan tersebut juga memastikan bahwa proses perizinan proyek tersebut akan ditangani dengan sebaik mungkin, dengan mengikuti prosedur yang berlaku termasuk melalui pelaksanaan prakarsa PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) yang telah dicanangkan sebelumnya. Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor turut mengiyakan pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, bahwa proyek ini bernilai amat tinggi, diatas proyek-proyek yang telah ada sebelumnya. Pihaknya juga menyatakan dukungannya dan berharap proyek ini dapat berjalan sesuai target Pemerintah, dan kelak dapat memberikan kontribusi yang besar terutama bagi masyarakat Kalimantan Timur. Adapun Bupati Kutai Timur Ismunandar menyatakan gembira proyek tersebut akan dilaksanakan di wilayahnya, dan bertekad membantu sepenuhnya agar proyek dapat berjalan dengan semestinya dan selesai tepat waktu. Sebagai informasi, gasifikasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah bahan bakar berbentuk padat menjadi gas, dengan menggunakan reaksi sejumlah campuran zat. Sebagai salah satu produk gasifikasi batubara, metanol menjadi produk paling strategis bagi Indonesia, tidak hanya untuk memenuhi produk kimia yang dibutuhkan, tetapi juga untuk mendukung implementasi program biodiesel. Selain Coal-to-Methanol (CTM), gasifikasi batubara juga dapat mengkonversi batubara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), yang dapat digunakan sebagai bahan baku LPG, sehingga diharapkan dapat mengurangi impor gas untuk LPG. Proses produk hilir dari gas ini juga bisa dijadikan amonia hingga pupuk. Tentang Air Products Air Products (NYSE: APD) adalah perusahaan gas industri terkemuka dunia yang beroperasi selama hampir 80 tahun. Berfokus pada melayani energi, lingkungan, dan pasar negara berkembang, Perusahaan menyediakan gas industri penting, peralatan terkait dan keahlian aplikasi kepada pelanggan di berbagai industri, termasuk penyulingan (refinery), kimia, logam, elektronik, manufaktur, makanan dan minuman. Air Products juga merupakan pemimpin global dalam penyediaan teknologi dan peralatan proses gas alam cair. Perusahaan mengembangkan, merekayasa, membangun, memiliki dan mengoperasikan beberapa proyek gas industri terbesar di dunia, termasuk proyek gasifikasi yang secara berkelanjutan mengubah sumber daya alam yang berlimpah menjadi syngas untuk produksi daya, bahan bakar, dan bahan kimia bernilai tinggi. Tentang PT Ithaca Resources PT Ithaca Resources adalah perusahaan yang beroperasi dengan tiga bisnis utama: konsultasi pertambangan dan layanan pemasaran, infrastruktur batubara dan investasi di tambang batubara. PT Ithaca Resources adalah bagian dari PT AP Investment yang memiliki beberapa izin pertambangan batubara, termasuk PT Kaltim Nusantara Coal ("KNC"). Gasifikasi batubara yang akan dibangun dalam kerja sama ini dirancang untuk mengubah batubara menjadi syngas untuk produksi metanol dari batubara yang dipasok dari KPC dan KNC. Tentang Grup Bakrie Grup Bakrie adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Pendekatan portofolio investasinya termasuk memenangi bisnis potensial, mengembangkan sinergi bisnis jangka panjang, dan merancang dan mengimplementasikan strategi penciptaan nilai. Sektor yang ditekuni termasuk manufaktur, konstruksi, agribisnis, pertambangan (batubara dan mineral), migas, properti dan media. Grup Bakrie juga terlibat dalam upaya pengembangan infrastruktur strategis di bidang energi dan transportasi. Pada sektor pertambangan batubara, Grup Bakrie melalui PT. Bumi Resources Tbk (BUMI) mengoperasikan dua fasilitas penambangan, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin).