Mengenal dr Tirta, Dokter Millenial yang Jadi Relawan Pejuang Corona

Mengenal dr Tirta, Dokter Millenial yang Jadi Relawan Pejuang Corona
Mengenal dr Tirta, Dokter Millenial yang Jadi Relawan Pejuang Corona (Foto : )

Sosok Dokter Tirta belakangan dikenal sebagai dokter millennial yang aktif menjadi relawan pejuang virus corona di Indonesia. Siapa yang menyangka bahwa di balik penampilannya yang nyentrik, dokter berusia 29 tahun itu memiliki sejumlah fakta yang menarik.

Dokter Tirta adalah seorang influencer yang kini dikenal sebagai relawan pejuang virus corona yang ramai diperbincangakan para netizen. Sosoknya yang nyablak dan nyentrik itu, mulai mencuri perhatian ketika diundang untuk melakukan talk show di sebuah program televisi.

Namun belum lama ini, aktivitas dokter millennial yang aktif mengkampanyekan soal corona itu sempat terhenti karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Sempat mengalami gejala virus corona (covid-19) dan diisolasi di rumah sakit, dr Tirta kemudian mengabarkan bahwa hasil tesnya negatif. Hasil rapid test yang ia jalani menunjukkan bahwa dr Tirta negatif corona.

Dalam laman instagram pribadinya @dr.tirta, dokter asal Solo, Jawa Tengah itu,  juga menunjukkan hasil rongent paru-parunya, yang menyatakan bahwa ia mengidap bronchitis.

Sebelum dikenal sebagai dokter millenial pejuang corona di Indonesia, dr Tirta sebenarnya cukup aktif di dunia street culture dan menjadi pengusaha di bidang fashion.

Berikut fakta-fakta dr Tirta yang dirangkum dari berbagai sumber. Lulusan Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Dr. Tirta kuliah di UGM sejak tahun 2009 dan lulus pada tahun 2013. Selama berkuliah di UGM, dr Tirta sempat menjadi pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.

Setelah lulus kuliah, dr Tirta kemudian menjadi dokter muda di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama dua tahun, sebelum akhirnya menjalani dinas di Puskesmas Turi dan RS UGM Yogyakarta.

Sempat mengalami dilema antara melanjutkan kuliah atau meneruskan usaha yang sudah ia rintis, akhirnya pada tahun 2018, dr Tirta memutuskan tidak melanjutkan praktik dan fokus meneruskan usaha.

Memiliki Bisnis Perawatan Sepatu Selain menjadi dokter, dia juga merupakan seorang pengusaha. Selama kuliah dan hingga saat ini, dr Tirta menjalani bisnis perawatan sepatu ‘Shoes and Care’ sejak 2013 hingga sekarang.

Dia juga memiliki beberapa usaha lainnya yang berkaitan dengan sepatu. Dokter Tirta memulai usaha tersebut kecil-kecilan di kos-kosannya di Yogyakarta.

Kini ‘Shoes and Care’ telah memiliki 19 workshop yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Bahkan, terkadang ia menerima orderan untuk melakukan perawatan sepatu dari luar negeri.

Menjadi seorang pengusaha, dia berhasil memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang membutuhkan dan sering terpinggirkan. Sekitar 60 persen pegawai yang ia pekerjakan adalah anak jalanan, anak punk, anak putus sekolah, hingga bekas narapidana.

Influencer Sneakers dan Youtuber Awal kepopuleran dr Tirta di kalangan anak muda adalah sebagai pecinta sepatu sneakers. Selain memiliki usaha cuci sepatu, ia juga memiliki akun YouTube yang khusus membahas tentang sepatu dan perawatannya.

Channel YouTube InCipeng We Trust tersebut kini telah memiliki sebanyak 147 ribu subscriber. Kiprahnya di dunia sneakers tanah air memang sudah banyak diakui. Salah satunya, sebagai inisiator ‘Solevacation’, yakni sebuah festival berbasis komunitas, yang terdiri dari para pecinta sneakers dan streetwear.

Festival ini sudah menjadi ajang bergengsi tahunan yang digelar di kota-kota besar. Lakukan Penggalangan Dana Hingga Lebih Dari 2 Miliar Rupiah Di tengah wabah virus corona yang melanda Indonesia, dr Tirta adalah salah satu influencer yang aktif menyuarakan soal virus mematikan ini.

Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis.

Padahal, APD sangat penting bagi tenaga kesehatan yang berada di garis depan penanganan corona. Sebelum kondisi kesehatannya sempat memburuk dan kemudian harus dirawat di rumah sakit pada akhir Maret, dr Tirta sudah berhasil menggumpulkan dana sebesar Rp 2,6 miliar.

Dana tersebut digunakan untuk pembelian disinfektan di tempat umum, APD untuk tenaga medis, hand sanitizer, dan masker yang disebarkan rutin untuk masyarakat.