Rabi Yahudi yang Lolos dari Holokaus Genosida Nazi Malah Meninggal Karena COVID-19

Rabi Yahudi yang Lolos dari Holokaus Genosida Nazi Malah Meninggal Karena COVID-19 (Foto VIVA)
Rabi Yahudi yang Lolos dari Holokaus Genosida Nazi Malah Meninggal Karena COVID-19 (Foto VIVA) (Foto : )
Rabi Avrohom Hakohen Cohn, yang selamat dari tragedi Holokaus Genosida kaum Yahudi oleh Nazi di Perang Dunia II, malah menjadi salah satu dari ratusan korban meninggal dunia serangan Virus Corona atau COVID-19 di Amerika Serikat
.Rabi dikabarkan meninggal dunia di New York City, Amerika Serikat, Selasa 24 Maret 2020, di usia 92 tahun. Sebelumnya dia dinyatakan positif terinfeksi virus mematikan itu."Patah hati mendengar Rabi Romi Cohn meninggal dunia dari COVID-19," tulis Anggota Kongres Amerika Serikat, Rep Max Rose seperti dikutip VIVA, Rabu (25/3/2020).Menurut veteran perang Amerika Serikat itu, Rabi merupakan pahlawan bagi bangsa Yahudi, sebab di PD II, dia menyelamatkan 56 keluarga dari pembantaian yang dilakukan Tentara Nazi."Rabi Cohn menjalani kehidupan pelayanan yang luar biasa, membantu 56 keluarga melarikan diri dari tirani Nazi. 2 bulan setelah dia memimpin DPR membuka doa, saya harap Anda akan bergabung dengan saya dalam mendoakan dia dan keluarganya," kata Rose di gedung Kongres Amerika.Selama ini Rabi lebih banyak menghabiskan waktu tuanya sebagai Mohel atau dukun sunat. Lebih dari 3000 anak sudah disunatnya dan secara gratis dan dia juga mengajarkan ilmu sunat kepada calon-calon Mohel Yahudi.Holocaust Genosida terjadi pada kisaran tahun 1941-1945, ketika perang Dunia II meletus. Pada waktu itu, Partai Nazi yang dipimpin Adlof Hitler, membantai sekitar 6 juta orang Yahudi di seluruh kawasan Eropa. Inilah tragedi kemanusiaan yang memilukan sepanjang Perang Dunia II, yang dianggap sebagai peristiwa paling kejam pada abad 20.Pada waktu itu, sekitar 7 dari 10 orang Yahudi yang hidup di Eropa dibunuh. Nazi juga membantai orang-orang dari kelompok gipsy, kulit hitam, dan etnis lain. Adolf Hitler dan para ideolog Nazi meyakini bahwa orang ras Arya, atau orang asli German, lebih tinggi pangkatnya dibanding ras lain. Maka, ras Arya dianggap berhak mendapatkan privilege, atau keistemewaan dibandingkan orang-orang dari ras lain.Nazi juga beranggapan bahwa orang-orang Jerman berhak memimpin dan mendominasi warga negara serta komunitas lain di muka bumi. Dengan demikian, mereka meyakini invasi atas negara-negara lain sebagai bentuk dari superioritas ras Arya. Ideologi kebencian inilah yang melandasi gerak Nazi, hingga membantai jutaan umat manusia di Eropa ketika Perang Dunia II meletus.