ANTV menghadirkan sinetron terbaru berjudul Api dan Cinta. Sinetron Api dan Cinta mengisahkan percintaan dibumbui pertarungan.
Untuk menghibur pemirsa setianya, ANTV kembali menghadirkan serial terbaru berjudul Api dan Cinta, mulai tayang pada Rabu (20/11/2019) pukul 20.00 WIB. Sinetron Api dan Cinta diproduksi oleh Verona Picture dengan sutradara Sanjeev Kumar.Sinetron ini mengangkat cerita yang tidak biasa, ada konflik persahabatan, keluarga dan percintaan yang diwarnai perebutan ilmu pancasona. Meski, Sinetron bergenre
action , namun ada sisi komedi yang menggelitik.“Kemungkinan besar, karena ini baru 9 episode, kita sih berharap dari para pemain, ya drama 90 persen kalau bisa,
action nya 9 persen kemudian komedinya 1 persen atau komedinya 90 persen?,” tanya Dwi Yan kepada para pemain sinetron Api dan Cinta saat jumpa wartawan di daerah Leuwinanggung, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (26/11/2019).Pertanyaan Dwi Yan sontak mendapat protes pemain lainnya.Lebih lanjut, Dwi Yan mengungkapkan, dalam serial ini ia berperan sebagai orang jahat. Peran antagonis pernah dimainkan Dwi Yan dalam serial Fitri yang tayang di ANTV beberapa waktu lalu.“Jatahnya memang orang jahat, tapi muka saya baik kan?,” tanya Dwi Yan seraya tertawa kecil dan memegang topi yang dikenakan.Pemain sinetron Api dan Cinta, tidak hanya aktor senior, generasi milenial turut andil didalamnya.Ada pun pemain muda yang terlibat dalam sinetron ini diantaranya Shandy William sebagai Iqbal, Axel Matthew Thomas sebagai Rio dan Rosiana Dewi sebagai Dokter Syafa.Sedangkan, aktor kawakan alias senior diantaranya Roweina Umboh sebagai Dokter Sarita, Garry Iskak sebagai Viki, dan Dwi Yan sebagai Ferry.Dalam kesempatan ini, Shandy William menunjukkan kemampuan taekwondo di hadapan anak yatim piatu yang datang. Shandy William pernah sekolah atlet di Ragunan dan masuk pelatnas taekwondo, namun ia mengundurkan diri dan terjun ke dunia hiburan.Selain acara jumpa wartawan, para pemain sinetron Api dan Cinta serta tim ANTV berbagi rezeki kepada anak yatim piatu yang hadir.
Sudarmanto dan Handi Febrian I Jakarta.
