Hobi Masa Kecil Datangkan Sukses, Layang-Layang Dipesan Sampai Luar Negeri

EKSPORT LAYANGAN
EKSPORT LAYANGAN (Foto : )
Berawal dari hobi masa kecil, seorang mantan pekerja percetakan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sukses menggeluti usaha kerajinan layang-layang.
Pekerjaan yang terpaksa ditekuni usai mengalami kecelakaan kerja itu, kini mendatangkan untung jutaan rupiah. Bahkan layang-layang kreasi buatannya, telah menembus pasar Internasional.Sehari-hari Kartana (37) warga Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban membuat layang-layang hias. Sejak kehilangan pekerjaan akibat kecelakaan kerja, pria satu anak tersebut disibukkan dengan potongan bambu dan kain untuk membuat layang-layang.Kartana menggeluti usaha pembuatan layang-layang sejak tahun 2016. Usai sembuh dari cedera, akibat terjepit mesin press di tempat percetakan, Kartana yang tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya mengisi waktu dengan hobi masa kecil yaitu membuat layang-layang.Sesekali Kartana juga mengikuti festival bersama penghobi layang-layang. Tak disangka ternyata layang-layang buatan Kartana banyak diminati orang.Terdapat dua jenis layang-layang buatan Kartana. Diantaranya layangan kreasi untuk penghobi atau kolektor serta layangan Delta yang berukuran kecil dengan gambar tokoh super hero untuk anak-anak.Dalam sehari sedikitnya 50-100 layangan Delta mampu dibuat. Layangan jenis ini biasanya dipesan pedagang di kawasan lokasi wisata. Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu per buah.Sementara layangan kreasi dibuat berdasarkan pesanan. Tak hanya pecinta layang-layang dalam negeri, pemesan juga datang dari luar negeri, seperti Malaysia dan Prancis."Harga yang dipatok berkisar Rp4 juta sampai Rp7 juta, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan," kata Kartana.Selain dijual sesuai pesanan, tak jarang juga membuat layang-layang berukuran besar untuk digunakan sendiri mengikuti festival tingkat nasional maupun internasional."Sebab, dengan mengikuti festival dapat menjadi media promosi gratis kepada para pecinta layang-layang," pungkas Kartana.
Hartono | Tuban, Jawa Timur