Berjuang Sendiri, Iwan Setiawan Raih Rangking 3 Catur Xiangqi di Kanada

Iwan kibarkan bendera merah putih
Iwan kibarkan bendera merah putih (Foto : )
Iwan Setiawan kembali mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional. Iwan meraih rangking 3 di Kejuaraan 16th World Xiangqi Championship 2019 World Cup di Vancouver, Kanada.
Pria yang pernah tampil sebagai juara dunia (juara 1) dalam turnamen catur yang digelar di negara China pada tanggal 23 Agustus hingga 3 September 2009 lalu ini memperoleh rangking 3 pada Kejuaraan 16th World Xiangqi Championship 2019 World Cup di Vancouver, Kanada, pada 11 Oktober 2019. [caption id="attachment_238294" align="alignnone" width="900"]
iwan setiawan 3 Iwan Setiawan dalam Kejuaraan Catur Xiangqi (Foto: Iwan Setiawan)[/caption] Federation Master Iwan Setiawan, SH, atlet Xiangqi (Chinese chess) yang juga ASN yang bertugas di UPTD KPHL Belantu Mendanau Belitung, Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Iwan menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang ikut dalam World Xiangqi Championship 2019 Word Cup di Vancouver, Kanada. [caption id="attachment_238295" align="alignnone" width="900"]peserta catur cina Urutan rangking dalam kejuaraan catur Xiangqi di Vancouver, Kanada (foto: Iwan Setiawan)[/caption] Meskipun sendiri, Iwan dengan bangga mengibarkan bendera merah putih pada Kejuaraan 16th World Xiangqi Championship 2019 World Cup di Vancouver, Kanada.Pada kejuaraan ini Iwan berusaha dengan sebaik-baiknya,  sehingga berhasil meraih rangking tiga.  Walau meraih rangking 3, Iwan meminta maaf, karena belum dapat memberikan hal yang terbaik bagi Indonesia. "Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia dan Babel khususnya, saya hanya berada di rangking 3, terakhir final gagal," ungkapnya. Bagi  Iwan kejuaraan di Kanada ini  merupakan kejuaraan terberat, karena jauhnya jarak, cuaca hingga pola makan yang sangat sulit disesuaikan.Iwan memperoleh rangking 3 pada Kejuaraan 16th World Xiangqi Championship 2019 World Cup di Vancouver, Kanada "Ini turnamen terberat, di mana terlalu banyak yang dilewati, jauh hampir 20 jam baru sampai, cuaca tidak cocok untuk orang Indonesia 1 derajat Celsius, makan gak teratur. Yang ada hanya semangat dan doa temen saya masih bertahan untuk meneruskan turnamen ini sampai selesai.  Tadinya sempat down, belum Lagi jetlag. Tanpa official sendiri saja, seperti "Rambo" berjuang sendiri.   Sunyi dan sepi I'm only one but I'm not alone," Kata Iwan.