Timnas Indonesia Ditinggal Suporter, Thailand Serasa Jadi Tuan Rumah di GBK Senayan

thai-7
thai-7 (Foto : )
Suasana pertandingan Babak Kualifikasi Piala Dunia 2022, antara Timnas Indonesia kontra Thailand, Selasa (10/9) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, agak berbeda dengan suasana yang sewajarnya terjadi saat Timnas sebuah negera bertanding.
Area tribun GBK yang seharusnya diisi suporter tuan rumah, tampak kosong dan tak ada nyayian yel..yel “Hidup Indonesia”  yang biasanya bergemuruh, d sekujur stadion, lengkap dengan genderang suara alat-alat perkusi dan tavuran spanduk dukungan. Padahal Timnas Indonesia yang dikenal memiliki suporter yang fanatik itu, sebenarnya sedang butuh dukungan dan pendampingan suporter setelah kalah 2-3 dari Malaysia, Kamis (5/9) agar bisa bangkit menang melawan Thailand, untuk menjaga asa lolos ke fase kualifikasi selanjutnya di Piala Dunia 2022.Suasana makin miris,  saat Timnas Indonesia ketinggalan 0-1, disusul gol kedua penalti, akibat pelanggaran yang dilakukan Kiper Andritany, kemudian disusul gol ketiga Thailand, banyak suporter tuan rumah, justru meninggalkan stadion, sebelum laga usai.[caption id="attachment_228275" align="alignnone" width="300"]
Timnas Indonesia Jumlahnya hanya ratusan, namun Suporter Thailand lebih "berisik" di panggung tribun Stadion GBK Senayan, mengalahkan suporter tuan rumah. Laga tandang serasa kandang.[/caption]Iroisnya lagi, Yel..Yel..Teriakan Bravo Thailand yang diteriakan suporter “Negeri Gajah Putih” tersebut, bahkan lebih dominan dan “berisik” daripada teriakan Suporter Timnas Indonesia. Suara alat-alat perkusi dari Suporter Thailand, juga lebih membahana. Padahal jumlah mereka hanya 400 orang, bila mengacu pada laporan Panpel yang menyebutkan jumlah itulah tiket yang diborong Suporter Thailand. Sedangkan Suporter Indonesia tercatat membeli 12 ribu lembar tiket, dari 60 ribu yang disesiakan panitia. Sekadar catatan, saat menjamu Malaysia, tiket terjual ke Suporter Indonesia 50 ribu lebih. Kenapa Timnas Indonesia ditinggalkan suporternya sendiri..?[caption id="attachment_228276" align="alignnone" width="300"] Timnas Indonesia Tribun Suporter Thailand berdampngin dengan area Tribun Suporter Indonesia yang tampak sepi.[/caption]“Waduh kalah kayaknya kita, berat ngejar mereka kita mau pulang,” ujar Edwin, seorang suporter Indonesia bergegas pulang bersama rekan rekannya. Ungkapan perasaan Edwin mungkin mewakili beberapa suporter yang lain yang geregetan atau kecewa. Berada di Grup-G bersama Uni Emirat Arab, Vietnam, Thailand, dan Malaysia, Timnas Indonesia mestinya bisa bersaing setidaknya menghadapi negara ASEAN. Namun kenyataannya Timnas masih kewalahan, sementara negara-negara tetangga pesat berkembang.“Peluang Indonesia masih ada sih, hanya berat, saya tetap dukung Timnas. Semoga di pertandingan berikutnya ada perubahan, ada kemajuan. Stadion ramai lagi, tapi tertib dan aman,” komentar Randy suporter Timnas yang lain. Situasi ini mungkin memang menggambarkan betapa hausnya suporter Timnas Indonesia dengan kemajuan dan prestasi sepak bolanya Indonesia.Namun bukan berarti jika Timnas Indonesia belum memenuhi harapan, jangan berbuat ricuh atau menghujat pemain. Seperti yang tampak saat Kiper Andritany yang dianggap “membuat”blunder pelanggaran yang berbuah gol penalti sehingga kerap disoraki saat memegang bola.[caption id="attachment_228277" align="alignnone" width="300"] Timnas Indonesia