Santri Tewas Dianiaya Senior, Pihak Ponpes Malah Lindungi Pelaku

jenazah
jenazah (Foto : )
Santri tewas dianiaya senior, pihak Ponpes malah melindungi pelaku. Temuan polisi: ada kekerasan hingga tempurung kepala korban pecah. Sedangkan keterangan Pengasuh Ponpes: korban hanya jatuh.
antvklik.com
-  Santri tewas dianiaya senior, pihak Ponpes malah melindungi pelaku. Pengasuh Ponpes berusaha berkelit saat menjelaskan kematian korban, Ari Rivaldo, santri asal Sidoarjo, Jawa Timur."Penyebabnya itu jatuh. Mungkin ngantuk atau kurang tidur. Soalnya anak-anak itu kecapean habis lomba gerak jalan," kata Ustazah Pengasuh Ponpes. Katanya ada penganiayaan dari senior-seniornya? "Insya Alloh tidak ada karena ustaz-ustaznya rolling piket. Itu bahkan tadi malam jam dua, ganti piket lagi. Itu kondisinya adem ayem, kondisinya gak ada apa-apa," jawab Ustazah Pengaruh Ponpes.Namun, keterangan ini berbeda dengan temuan polisi dan keterangan rekan korban yang melihat peristiwa itu.“Yang memukuli korban Wildan. Ia disuruh duduk di kursi karena keluar ponpes tidak izin. Ari Rivaldo dipukuli hingga terjatuh. Dia sampai muntah darah,” ungkap rekan korban.Wildan salah satu pelaku penganiayaan Ari Rivaldo di Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum, Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ditetapkan sebagai tersangka.Ia terbukti melakukan penganiayaan terhadap juniornya, Ari Rivaldo.Wildan ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka tunggal dalam penganiayaan juniornya yang dilakukan di kamar korban di lantai dua Ponpes Mamba'ul Ulum.Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Moch Sholikin Ferry mengatakan, penetapan Wildan sebagai tersangka setelah pra rekontruksi, hasil visum dan pemeriksaan sejumlah saksi yang membenarkan bahwa sebelum korban meninggal WN melakukan tindakan kekerasan terhadap korban hingga muntah darah dan akhirnya meninggal dunia.Peningkatan status ini tidak lepas dari hasil penyelidikan sekaligus gelar perkara dan hasil visum yang menerangkan bahwa di tubuh korban terdapat beberapa luka karena hantaman benda tumpul.Sedangkan motifnya hanya kejadian spontan dan pelaku tidak mampu mengontrol emosi sehingga akhirnya melakukan penganiayaan berat.Penganiayaan dilakukan tersangka karena korban keluar pesantren untuk membeli makanan tanpa izin.Ika Nurulla | Mojokerto, Jawa Timur