Perayaan HUT ke 50 PB Djarum Dari Air Mata Menjadi Mata Air

Photo 50 tahun PB Djarum
Photo 50 tahun PB Djarum (Foto : )

antvklik - PB Djarum merayakan ulang tahun ke 50 Minggu 28 April 2019 dengan berbagai cerita tentang air mata duka dan air mata bahagia, sebagai acara puncak perayaan syukuran HUT ke 50 PB Djarum, yang digelar di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Minggu 28 April 2019.

Acara juga dihadiri puluhan legenda bulutangkis dan ratusan alumni PB Djarum, antara lain Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi, Hendrawan, Sigit Budiarto, Minarti Timur, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir serta yang lainnya, dan layaknya reuni, mereka saling berbagi kisah tentang perjalanannya bersama PB Djarum.

Air mata kesedihan maupun kebahagiaan mewarnai kiprah perjalanan PB Djarum, klub bulutangkis yang berdiri di Kudus, kota kecil di Jawa Tengah tahun 1969 silam. Kini, setengah abad usia PB Djarum, atau 50 tahun dalam rentang perjalanan waktu, beragam warna sepak terjang klub yang penuh air mata kesedihan yang berubah menjadi mata air kebahagiaan, dengan berbagai torehan prestasi yang diraih atlet-altet binaan PB Djarum, bagi bulutangkis Indonesia.

Rangkaian perayaan usia emas HUT ke 50 PB Djarum diisi dengan pemberian penghargaan berupa pin emas kepada tokoh dan legenda PB Djarum yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa di kancah bulutangkis dunia. Selain itu, PB Djarum juga berkomitmen memberikan dukungan kepada atlet disabilitas yang berlaga di para games internasional.

Perayaan HUT ke 50 PB Djarum juga diramaikan oleh penampilan seni tari dari para atlet muda PB Djarum, serta grup band alumni PB Djarum dengan vokalis Tontowi Ahmad dan lilyana Natsir dengan melantunkan sebuah lagu special.

Para pemain muda Bulutangkis PB Djarum menyumbangkan tarian di acara Perayaan HUT Ke 50 PB Djarum Mengenang awal mendirikan PB Djarum 50 tahun silam, pendiri PB Djarum Robert Budi Hartono pun menuturkan alasannya.

"Kita waktu itu sudah melihat bahwa Indonesia paling menonjol di bulutangkis. Saya pikir kenapa tidak kalau kita bisa menyumbangkan sesuatu untuk Indonesia melalui bulutangkis, kebanggaan nasional, menggalang persatuan,” kenang Robert Budi Hartono.

Ada pula kisah menarik yang diceritakan Robert Budi Hartono tentang air mata di awal periode berdirinya PB Djarum, yakni sekitar tahun 1971, di sebuah kejuaraan lokal di Kudus. Robert Budi Hartono melihat seorang anak muda berusia 15 tahun menangis di anak tangga pojokan gedung, karena kalah bertanding.

Kepada si anak muda, Budi Hartono pun memberi nasehat agar tak putus asa serta memberikan solusi untuk bisa meraih prestasi terbaik di masa yang akan datang, dengan ikut berlatih di PB Djarum. Dan kelak, anak muda yang berlinang air mata penuh putus asa itu, menjelma menjadi pebulutangkis yang sulit ditaklukan, hingga mengukir prestasi dunia dengan menjungkalkan jawara-jawara bulutangkis dunia saat itu.

Ya... anak muda itu adalah Liem Swie King, legenda bulutangkis Indonesia dengan prestasi dunia, berjuluk King Smash. Kisah Inspiratif dan penuh motivasi yang disampikan oleh Budi Hartono yang disebutnya sebagai kisah air mata King, akan menjadi inspirasi dan motivasi pemain muda saat ini, agar tidak pernah menyerah berjuang dan berlatih keras demi meraih prestasi.

Sementara itu, di hadapan para legenda dan alumni PB Djarum, President Director Djarum Foundation, Victor R Hartono mengatakan, usia 50 tahun PB Djarum hanyalah permulaan, dan ke depannya Vicktor berharap kiprah PB Djarum bisa melampaui 100 tahun atau bahkan lebih sehingga bisa semakin mengharumkan Indonesia di mata dunia. Pasangan Owi - Butet menyumbangkan sebuah lagu special bersama grup band Alumni di Ultah ke 50 PB Djarum

"PB Djarum akan tetap eksis selama kita yakin dan bertekad kuat untuk membantu menyatukan Indonesia. Ini sesuai dengan itikad besar PB Djarum: membantu kejayaan sport untuk persatuan Indonesia. Kita tak bisa bersatu dalam kesengsaraan sport, tapi kita bisa bersatu dalam kejayaan sport,” ujar Victor.

Sejak 1969 hingga kini, komitmen PB Djarum tidak pernah berhenti untuk melahirkan bibit-bibit baru berbakat di cabang olahraga tepok bulu. Perkumpulan yang mulanya hanya untuk kebutuhan olahraga para karyawan PT Djarum, terus melakukan inovasi demi prestasi bulutangkis Indonesia, salah satunya melalui program pencarian bakat “Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis”.

Lewat ajang tersebut, lahir sosok Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang saat ini menjadi ganda putra peringkat pertama dunia. Selain itu, untuk menghadirkan kompetisi yang berkualitas, Djarum juga menggelar berbagai kejuaraan bulutangkis untuk berbagai kelompok usia dan berskala nasional maupun internasional, seperti  Djarum Superliga Junior, Djarum Sirkuit Nasional, dan Djarum Superliga Badminton.

Dari kejuaraan-kejuaraan tersebut, diharapkan Indonesia selalu memiliki stok pebulutangkis berkualitas yang mampu meraih kejayaan di panggung bulutangkis dunia. Semangat meraih kejayaan ini pula yang disebarkan dari Kudus ke seluruh penjuru dunia melalui jejaring alumni dan legenda PB Djarum.

Meski telah gantung raket, tetapi banyak di antara para alumni PB Djarum yang berdiaspora ke berbagai daerah, hingga mancanegara, seperti Fung Permadi yang didapuk sebagai pelatih nasional Taiwan pada 2005 hingga 2006 sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air menjadi Manager Tim PB Djarum.

Ada pula Minarti Timur, peraih medali perak Olimpiade Sydney tahun 2000 yang menjadi pelatih Timnas Filipina, dan ada juga Ardy B Wiranata, peraih perak Olimpiade 1992, yang menjadi pelatih Kanada dan Amerika Serikat.

Kesuksesan legenda PB Djarum juga menjalar hingga ke aspek-aspek lain di dunia bulutangkis misalnya Hariyanto Arbi, si "Smash 1000 watt," yang kini menggeluti bisnis yang tak jauh dari dunia bulutangkis, yakni produsen berbagai apparel bulutangkis.Eksistensi PB Djarum di ekosistem bulutangkis, senada dengan ucapan pendiri PB Djarum, Robert Budi Hartono.

"Mari kita terus dukung bulutangkis nasional. Karena bulutangkis memang layak kita banggakan sekaligus kita perjuangkan eksistensinya. Karena kita sudah sama-sama melihat bagaimana bulutangkis mampu mempersatukan Indonesia, mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia,” pungkasnya.