Peluncuran Buku Awali Perayaan HUT ke 50 PB Djarum

Peluncuran Buku Ultah 50 Th PB Djarum
Peluncuran Buku Ultah 50 Th PB Djarum (Foto : )
Peluncuran buku awali perayaan HUT ke 50 PB Djarum, yaitu  "
Butet Legenda Sejati,” “Kiprah Ahsan- Hendra,”  “Jejak Langkah Owi-Butet”  dan “Setengah Abad PB Djarum, Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia”.
newsplus.antvklik.com - Puncak perayaan HUT ke 50 PB Djarum, digelar Minggu (28/4/2019), di Kudus, Jawa Tengah, dan untuk memperingati usia emas klub yang didirikan pada 1969 ini, PB Djarum menggelar beberapa acara, seperti perayaan dan peluncuran 4 buah buku tentang berbagai cerita dan perjalanan prestasi pemain PB Djarum yang menjadi legenda bulutangkis Indonesia dan dunia. Empat buku tersebut adalah “Butet Legenda Sejati” karya mantan Menteri Hukum dan HAM yang kini menjabat Dewan Penasehat PBSI Hamid Awaludin, "Kiprah Ahsan- Hendra” dan “Jejak Langkah Owi-Butet” karya jurnalis senior Daryadi, serta “Setengah Abad PB Djarum, Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia” karya tim penulis Historia.id. Dalam peluncuran ini juga digelar sesi bedah buku yang dipandu mantan pebulutangkis tunggal putri Yuni Kartika. [caption id="attachment_205411" align="alignnone" width="300"]Ulang Tahun ke 50 PB Djarum Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin menunjukkan
buku berjudul “Setengah Abad PB Djarum Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia”, menyambut ultah 50 PB Djarum[/caption]
“Peluncuran keempat buku ini merupakan bagian dari upaya mendokumentasikan sejarah bulutangkis Indonesia. Di dalamnya ada berbagai catatan sejarah perjalanan dan kerja keras untuk mewujudkan prestasi bagi Indonesia melalui bulutangkis. Kami berharap dalam rangkaian HUT ke 50 PB Djarum, keempat buku ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi para atlet, pelatih dan masyarakat,” ungkap Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin. https://www.youtube.com/watch?v=RdVtpepyYWQ
Dalam buku berjudul “Setengah Abad PB Djarum Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia”, tim penulis Historia.id menelusuri cerita awal terbentuknya PB Djarum. Kelahiran klub ini bermula dari brak (area kerja) Bitingan Lama di dalam gedung pabrik yang pada siang harinya merupakan tempat karyawan pelinting rokok PT Djarum bekerja. Lahirnya PB Djarum tak lepas dari kegemaran Robert Budi Hartono bermain bulutangkis bersama para karyawannya.
“Mulanya karyawan Djarum main bulutangkis untuk kebugaran. Tidak ada pelatihan atau program khusus,” kata Robert Budi Hartono.
Kegiatan olahraga bulutangkis sore itu ternyata diminati para karyawan dan masyarakat sekitar. Pada 1969 Robert Budi Hartono, Goei Poo Thay, Bambang Hartono, Margono dan Thomas Budi Santoso, sepakat mendirikan klub bulutangkis yang diberi nama PB Djarum dan mulai membina pemain dari luar. [caption id="attachment_205412" align="alignnone" width="300"] “Butet Legenda Sejati” tentang perjuangan Liliyana Natsir Hamid Awaludin menulis buku “Butet Legenda Sejati” tentang perjuangan Liliyana Natsir menjadi pebulutangkis tingkat dunia dengan sederet prestasinya[/caption] Buku kedua, yang ditulis Hamid Awaludin berkisah tentang perjuangan Liliyana Natsir menjadi pebulutangkis tingkat dunia dengan sederet prestasinya. Dalam bukunya, mantan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia tersebut menceritakan secara detil perjalanan karier Butet dari kota kelahirannya di Manado, Sulawesi Utara, hingga kemudian semakin bersinar.
“Jejak-jejak remajanya memang mungkin tidak mengandung romantisme elok untuk dirinya, tetapi ia memberi romantisme heroik bagi bangsanya: Indonesia,” kata Hamid.
Dipasangkan sebagai Ganda Campuran dengan Tontowi Ahmad Butet berhasil mengharumkan dunia bulutangkis Indonesia dengan menjuarai turnamen bergengsi dunia, yakni juara All England 2012, 2013 dan 2014 serta juara Olimpiade Rio 2016.
Saya sungguh menyukai pasangan ganda campuran senior Indonesia ini dalam berbagai hal: kerja kerasnya dalam meraih prestasi dan terutama karena keduanya menampilkan wajah sejati Indonesia di mata dunia. Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir adalah padu-padan Indonesia dalam arti sebenar-benarnya,” tulis Hamid.
[caption id="attachment_205413" align="alignnone" width="300"]“Jejak Langkah Owi-Butet” tentang Butet berpasangan dengan Tontowi Ahmad Buku berjudul “Jejak Langkah Owi-Butet” karya Daryadi, berkisah tentang Butet berpasangan dengan Tontowi Ahmad meraih berbagai prestasi dunia.[/caption] Kiprah Butet ini juga menjadi bagian dalam buku berjudul “Jejak Langkah Owi-Butet” karya Daryadi, jurnalis senior yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Bulutangkis. Dalam buku yang sama, kisah Tontowi Ahmad juga dikupas sejak masa kecilnya di Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas hingga kemudian berpasangan dengan Butet dan meraih berbagai prestasi dunia. Terakhir buku bertajuk “Kiprah Hendra – Ahsan” yang juga ditulis oleh Daryadi, mencoba mengangkat kerja keras duet berjuluk ‘The Daddies’ dalam meniti tangga juara.
“Keduanya adalah contoh sukses dari perjuangan keras atlet yang ingin mewujudkan impiannya menjadi pebulutangkis hebat dan menjadi kebanggaan tidak hanya untuk dirinya, keluarga dan Indonesia. Cucuran keringat dan tetesan air mata adalah saksi bisu yang mengiringi perjalanan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan menjadi atlet bulutangkis yang sukses,” tulis Daryadi.