All England 2019: Hendra/Ahsan Memang Bermental Juara

Hendra-Ahsan memboyong gelar All England 2019 usai mengalahkan Chia-Yik (Mas), 11-21, 21-14, 21-12
Hendra-Ahsan memboyong gelar All England 2019 usai mengalahkan Chia-Yik (Mas), 11-21, 21-14, 21-12 (Foto : )

Pemain Malaysia 'goyang' banget, terutama di game ketiga. Di game kedua, lawan masih (memberi perlawanan). Lalu saat mau tersusul, Hendra/Ahsan sempat 'goyang', saya bilang, terus dulu, masih bisa. Saat Hendra/Ahsan terus unggul, lawannya 'goyang'.

Bagaimana perasaan Coach Herry sebelum pertandingan? Ya sebelum tanding, ada perasaan 50-50 karena kondisi Hendra. Saya tidak tahu apakah dia bisa main atau tidak, kemarin dia bilang, jalan saja pincang.

Tadi di pertama walau kalah, tapi nggak parah sekali, di game kedua sudah mau coba, kelihatan dari mukanya Hendra, kepingin cobanya kelihatan. Bagaimana dengan pasangan Malaysia, jika dibandingkan penampilan di semifinal melawan Fajar (Alfian)/Rian (Ardianto)?

Penampilan lawan lebih bagus kemarin, jauh lebih bagus. Hari ini kondisi fisik mereka sudah menurun. Kedua, mungkin lawannya sama-sama muda, sekarang lawan Hendra/Ahsan, mentalnya terpengaruh, dari pukulannya kelihatan, mengambang, mati sendiri.

Kejadiannya terbalik dengan penampilan pasangan Malaysia kemarin di semifinal, di game pertama mereka masih grogi. Sekarang, di game ketiganya yang grogi. Mungkin ada pressure juga, melihat lawannya sudah cedera, dan mereka kan masih muda, jadi masih belum stabil.

Tapi pasangan Malaysia ini masuk kategori pasangan ganda putra yang patut diperhitungkan. Hendra/Ahsan akan menempati peringkat empat dunia, apa komentar Coach Herry? Artinya Hendra/Ahsan belum habis.

Yang harus ditiru dari Hendra/Ahsan, mereka tidak pernah menyerah. Sebelum poin 21, masih memungkinkan memenangkan pertandingan. Lihat saja, di game pertama kan jauh kalahnya, tapi mereka bisa bangkit, bisa menang, itu memang mental juara. Tapi secara teknik mereka memang lebih di atas, dibanding pemain-pemain di tim ganda putra.