Anindya Bakrie: Konten, Kunci Eksistensi Media di Masa Depan

Anindya Bakrie Konten, Kunci Eksistensi Media di Masa Depan
Anindya Bakrie Konten, Kunci Eksistensi Media di Masa Depan (Foto : )
newsplus.antvklik.com
-  JAKARTA - Di era digital saat ini, media konvensional menghadapi tantangan dengan munculnya media sosial atau platform new media. Untuk bertahan dari disrupsi, yang perlu dilakukan adalah fokus dan memperkuat sisi konten. Hal itu diungkapkan oleh CEO VIVA Grup Anindya Bakrie saat berbicara mengenai “The Future of Media” di Indonesia Millenial Summit, di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, juga hadir Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, dan CEO IDN Times Winston Utomo sebagai pembicara. Anin mengatakan, masa depan media bisa suram, bisa juga menjanjikan. Media akan bermasa depan suram jika terjebak pada mediumnya.
“Kalau mediumnya, ya suram. Karena medium lama mulai terdisrupsi oleh media sosial dan raksasa platform global. Tinggal tunggu waktu aja,” ungkapnya. [caption id="attachment_188542" align="aligncenter" width="1280"]Anindya Bakrie saat berbicara mengenai “The Future of Media” di Indonesia Millenial Summit Anindya Bakrie saat berbicara  di Indonesia Millenial Summit[/caption] Namun, kata Anin, masih ada celah untuk media agar bisa survive di masa depan, yaitu di sisi kontennya. Jika media dan tim yang ada di dalamnya pandai mengemas konten (berbasis data) maka akan berhasil dan bertahan. Anin mencontohkan di VIVA hal itu dilakukan dengan berbasis data. Dari data ini akan dikemas konten yang menarik dan disukai masyarakat. “Indonesia ini pembaca komik No 1 di Asia. Namun kita lihatnya Marvel, DC, kenapa gak komik kita sendiri, kita ada banyak. Nah makanya kita garap Gundala. Nanti akan keluar filmnya. Ini contoh mengolah konten lama jadi menarik” jelasnya. Selain itu One Pride juga didasari data bahwa orang Indonesia suka seni bela diri. Lalu diolah dengan kreatif dan menarik di tvOne, hasilnya adalah konten yang banyak ditonton. Hal yang sama juga untuk konten India dan hiburan lainnya di ANTV, yang meningkatkan performa menjadi televisi nomor satu. Anin bahkan mencontohkan bisa jadi suatu saat orang nonton tvOne tidak di televisi konvensional seperti sekarang. Namun jika kontennya menarik dan dipercaya, makan orang akan tetap nonton apapun mediumnya. “Saya membayangkan suatu saat saat sedang berkaca di pagi hari saya tanya “siri berita apa pagi ini?”. Maka di kaca akan muncul berita tvOne. Mediumnya mungkin bukan lagi free to air, tapi yang muncul tetap tvOne yang digemari kontennya dan tetap ditonton karena dipercaya sebagai sumber berita” tuturnya. Hal senada disampiakan Menkominfo Rudiantara, bahwa media untuk bertahan memang perlu memperkuat konten. Pemerintah, kata Rudiantara, tidak akan mencampuri produksi konten selama tidak melanggar aturan yang ada. “Yang penting tidak melanggar undang-undang. Ada UU ITE dan ada juga KPI, lembaga yang mengawasi siaran” jelasnya. Sementara itu, Winston Utomo mengatakan yang berubah dari media adalah cara mengkonsumsinya. Misalnya sekarang kuncinya multiplatform, fokus di mobile dan interaktif. “Orang akan terus nonton TV, tapi yang (usia) 20an akan nonton TV di HP,” ujarnya. https://www.youtube.com/watch?v=Det80fim-zo