www.amtvklik.com- Seorang Napi kasus narkoba yang kabur dari Lapas Palu, saat terjadi gempa dan tsunami beberapa waktu lalu, menyerahkan diri di rutan Solo Jawa Tengah. Terpidana kasus narkoba tersebut memilih menyerahkan diri karena merasa hatinya dikejar kejar kesalahan.Sunarman ,31 tahun warga Jumapolo ,Karanganyar, Jawa Tengah ini menyerahkan diri ke rutan kelas ia Solo, Selasa 16 oktober 2018 , kemarin. Sunarman merupakan Napi Lapas Palu, yang melarikan diri beberapa saat setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami di Palu .Terpidana kasus narkoba ini tiba di rutan Solo sekitar pukul 09.30 wib, diantar keluarganya untuk menyerahkan diri. Petugas rutan pun langsung menerimanya dengan baik.Menurut Kepala Keamanan Rutan Solo Andi Rahmanto, Sunarman warga Karanganyar, dan menjadi Napi Lapas Palu. Dia divonis empat tahun penjara dalam kasus narkoba dan baru menjalani satu tahun lima bulan penjara.“Sunarman merupakan satu dari ratusan Napi Lapas Palu yang melarikan diri sesaat setelah gempa dan tsunami terjadi,”kata Andi Rahmanto.Sunarman sendiri mengaku memilih menyerahkan diri karena merasa hati tidak tenang seperti dikejar kejar kesalahan.”Selain itu juga keluarga juga menyarankan untuk menyerahkan diri, namun di rutan Solo agar lebih dekat dengan keluarga,” katanya.Sunarman mengisahkan kira-kira jam 6 sore, waktu itu mau salat magrib, saat gempa di belakang terdengar suara tembok roboh. Saat itu napi dan tahanan lari ke lapangan tapi baru dibuka pintu blok.
Sudah sepekan ini Sunarman, pulang ke rumahnya di Karanganyar. Dia melarikan diri dari Palu ke Karanganyar naik mobil,lalu menumpang kapal dan turun ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan kemudian tiba di Karanganyar.Selasa kemarin, merupakan batas terakhir Napi Lapas Palu yang melarikan diri agar menyerahkan diri ke rutan terdekat.Sunarman mengetahui imbauan tersebut, langsung menyerahkan diri ke Rutan Solo.Laporan Effendy Rois dari Solo
Masih di dalam lingkungan lapas, Sunarman juga melihat sekitar 50 orang dari 800 orang masih bertahan di area sementara lainnya sudah berlarian keluar.Rasa bimbangnya itu seakan sirna saat seorang petugas Lapas memperbolehkannya pulang.Hanya saja, katanya, sang petugas berpesan napi wajib melapor rutin kendati diizinkan keluar menemui keluarganya di rumah."Langsung saja saya meninggalkan Palu sama keluarga besar ke Makassar singgah, lalu naik kapal turun Surabaya hari Minggu (7/10/2018)," terangnya.
