Antv – ANTV kembali menghadirkan program terbaru untuk pemirsa di mana pun berada yaitu variety show bertajuk The New Eat Bulaga Indonesia.
Tayangan yang dipenuhi berbagai permainan menyenangkan dan bertabur hadiah hingga jutaan rupiah tersebut tak hanya menghibur tapi juga menginspirasi para penonton.
Pasalnya, setiap harinya The New Eat Bulaga ANTV menghadirkan peserta dari berbagai latar belakang untuk mengikuti game Cari Tau Biar Tau.
Pada episode The New Eat Bulaga kali ini, ANTV menghadirkan seorang siswi kelas 5 SD bernama Kayla yang berprofesi sebagai pemulung.
Didampingi oleh sang ibunda, Kayla pun menceritakan sekelumit kisah hidupnya yang memilukan sekaligus memotivasi para penonton, baik yang di studio maupun di rumah.
“Di usianya yang masih muda Kayla harus menghadapi kerasnya dunia. Tapi saya percaya bahwa dari kekuatan Kayla dari kecil menjadikan Kayla anak yang kuat nantinya. Insya Allah Kayla nanti jadi orang yang sukses,” kata Okky Lukman selaku host.
Kayla lantas menceritakan awal mulanya terpikirkan untuk menjadi seorang pemulung. Bukan lantaran diminta oleh sang ibu, ia rupanya tergerak untuk melakukan pekerjaan itu karena melihat sang adik yang menangis semalaman karena ingin minum susu.
“Aku yang mau sendiri karena waktu itu pas malem adik nangis sampai pagi mau minta susu nggak ada uang,” kisahnya sembari berlinang air mata.
Terkait hal tersebut, Ibu Kayla mengaku awalnya tak mengetahui bahwa putrinya bekerja sebagai pemulung. Bahkan, ia sempat mengira putrinya mencuri karena pulang membawa selembar uang Rp 10 ribu.
Setelah menutup-nutupi dari sang ibu, Kayla pun akhirnya jujur. Kini, ia dan sang ibu bergantian memulung sampah karena ada adik kecil yang harus selalu berada dalam pengawasan di rumah.
“Nyari kerja susah karena nggak boleh bawa anak. Sekarang mulung juga. Kalau aku habis subuh berangkat jam 8 pulang, ntar gantian jagain yang kecil, terus dia berangkat,” tutur sang ibu.
Sebagai orang tua, Ibu Kayla mengaku merasa sangat bersalah karena sang anak harus ikut membantunya mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia juga sedih karena di usia putrinya yang masih sangat muda, ia sama sekali tak memiliki waktu untuk bermain seperti anak-anak lain seusianya.
“Kayak merasa gagal aja saya nggak bisa nyenengin anak,” ujarnya terisak.
“Liat anak lain kan pada seneng main. Dia kan nggak ada waktu main tuh. Pulang nyari rongsok dia langsung sekolah, pulang sore jam 5 sampai rumah kadang mau maghrib, abis maghrib ngaji. Jadi nggak pernah main dia,” tandasnya.
