Masjid Jami Pekojan, Jejak Peninggalan Bangsa Gujarat dari Abad Ke 17

Masjid Jami Pekojan, Jejak Peninggalan Bangsa Gujarat dari Abad Ke 17 (Foto : )

Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia tak bisa lepas dari andil para pedagang dari Gujarat, India. Salah satu peninggalannya masih kokoh berdiri di Kota Semarang, Jawa Tengah, yakni Masjid Jami Pekojan. Masjid Pekojan memiliki arsitektur khas yang memadukan gaya Gujarat dengan sentuhan ukir-ukiran bercorak Jawa. Setiap hari masjid ini jadi temoat beribadah warga sekitar, termasuk warga keturunan Gujarat atau Koja yang menetap secara turun temurun di Semarang.Masjid Pekojan Semarang ini termasuk unik. Letaknya di kawasan perdagangan multi etnis. Ada Gujarat India,Arab, Tionghoa, dan Jawa. Disebut Pekojan karena didirikan oleh warga keturunan Koja, sebuah daerah di Gujarat India. Mereka datang ke sini untuk berdagang sekaligus berdakwah.[caption id="attachment_320738" align="alignnone" width="450"] Interior Masjid Jami Pekojan, Semarang. (ANTV/Teguh Joko Sutrisno).[/caption]Pada awalnya, masjid ini bangunannya kecil. Atau lebih tepat disebut surau. Ukurannya 4 x 4 meter. Sisa surau maaih dipertahankan sampai sekarang yang berupa empat tiang.Setelah seratus tahun digunakan, surau kemudian dipugar dan diperbesar menjasi masjid pada tahun 1878. Bukti pembangunan masjid bisa dilihat pada prasasti di tembok masjid bagian timur. Gaya arsitektur Gujarat terlihat pada ornamen-ornamen seperti jendela, ventilasi, dan mimbar kotbah."Dulu awalnya masih berupa langgar atau surau kecil, sekarang masih ada tapi berupa tiangnya, dan diperluas menjadi masjid. Para pendirinya secara turun temurun menetap di pemukiman sekitar Masjid," jelas Umar, salah satu pegiat Masjid Pekojan, Semarang, kepada ANTVklik, Selasa (12/5/2020). Meski masjid ini peninggalan warga keturunan Gujarat, namun perjalanan waktu menjadikan Masjid Pekojan kental dengan akulturasi budaya. Apalagi kawasan Pekojan ini multietnis.[caption id="attachment_320740" align="alignnone" width="450"]