Sinopsis Cinta di Hutan Terlarang, 31 Oktober: Chao Sridara Berusaha Menyelamatkan Ayahnya

Series Cinta di Hutan Terlarang
Series Cinta di Hutan Terlarang (Foto : Instagram: @antv_official)

Pada saat yang sama, Chao Sridara dan teman-temannya mengetahui bahwa mereka juga harus menemukan senjata-senjata lain untuk memberdayakan Dewi Bulan dan mengalahkan kekuatan jahat yang mengancam kota mereka.

Dengan semangat dan kerja sama, mereka terus berjuang untuk memulihkan keseimbangan dan membawa kembali kedamaian ke Muang Khwangthaburi.

"Queen Pong Lang" adalah sebuah cerita epik yang melibatkan berbagai karakter dengan kekuatan magis dan tujuan berbeda. Kisah dimulai dengan munculnya sejumlah kupu-kupu yang misterius, mengarahkan perhatian kepada Soisuda, yang kemudian diidentifikasi sebagai dewi bulan yang terperangkap oleh seekor burung gagak iblis. Soisuda membutuhkan bantuan untuk menyelamatkannya.

Untuk mencapai tujuannya, Soisuda membentuk tim yang terdiri dari berbagai karakter, masing-masing dengan senjata magis unik. Mereka mencari tiga senjata ajaib: Chakra Vishnu, Gada Thao Wessuwan, dan laso Thao Arawak-Yaksa. Mereka bertanya-tanya apakah Phraya Pongkhang mengetahui keberadaan senjata tersebut.

Dalam petualangan mereka, mereka berhasil menemukan setiap senjata, termasuk Gada Thao Wessuwan yang diketahui Phaya Pong Klang. Setelah memperoleh senjata-senjata itu, mereka merasa siap untuk menghadapi kekuatan jahat yang mengancam Soisuda. Pada saat yang sama, ada juga sisi cerita yang melibatkan Mattana, Kratai, dan karakter lain yang berusaha menemukan senjata lainnya, yaitu Cakra Narayana. Mereka berhasil menemukannya dan memutuskan untuk bergabung dengan upaya untuk menyelamatkan Soisuda.

Kemudian, fokus kisah beralih pada pertempuran melawan kekuatan jahat yang mengancam Soisuda. Phet dan Chan bersumpah untuk membawa kembali Soisuda dan mengalahkan musuh-musuhnya. Mereka meminta restu dari orang-orang terkasih dan bersiap untuk pertempuran terakhir.

Namun, cerita ini tidak hanya tentang pertempuran fisik, tetapi juga pertempuran moral. Soisuda menghadapi tawaran dari Lin Zhong, yang berusaha mempengaruhinya dengan kekayaan dan kekuasaan. Soisuda menunjukkan keteguhan hatinya dan menolak tawaran tersebut.