Isak Tangis Iringi Pemakaman Wanita Korban Penembakan OTK di Saparua

Isak Tangis Iringi Pemakaman Wanita Korban Penembakan OTK
Isak Tangis Iringi Pemakaman Wanita Korban Penembakan OTK (Foto : antvklik-Christ Belseran)

AntvIsak Tangis mengiringi proses pemakaman seorng wanita bernama Welma Hatu (41), korban penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di areal sekitar segitiga kantor Kecamatan Saparua Timur, Senin, (15/5/2023).

Almaruma dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Negeri (Desa) Itawaka, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah.

Pemakaman Jenazah Welma dimulai pukul 17.00 Wit, Ketika mobil yang mengangkut peti jenazah diturunkan.

Peti yang berisi jenazah Almarmuma Welma di gotong oleh enam orang kerabatnya. Sementara itu, suami serta anak Almarhuma mengikuti dari belakang.

Berdasarkan pantaun media ini di TPU, isak tangis mulai terdengar saat peti jenazah diturunkan liang lahad.

Seorang pendeta bergamis hitam mulai memimpin jalannya ibadah pemakaman. Isak tangis semakin lantang dari anak serta kerabat almarhum.

Usai ibadah pemakaman berlangsung, liang lahad pun mulai diuruk. Suasana hening seketika diikuti oleh tangisan, suami, anak serta kerabat Welma. Peti jenazah yang sebelum terlihat, perlahan tertupi tanah. Bunga pun ditaburkanm diatas makam Welma.

Diketahui, almarhuma meninggalkan seorang suami dan empat orang anak yang saat ini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan atas.

Mezak Likumahua (43), suami korban menangis tanpa henti. Bahkan tersedu-sedu saat kerabat dan jemaat mulai meninggalkan tempat pemakaman.

Mezak usai ibadah pemakaman istrinya mengharapkan agar kasus yang menimpa almarhuma istrinya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah maupun aparat kepolisian.

“Yang mau beta minta kepada Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten, Kapolresta bahkan Kapolda, jika permasalahan yang terjadi di hari Pattimura beta selaku keluarga korban merasakan suatu duka cita yang mendalam, yang beta mau tekankan bagi bapak-bapak yang mau beta sebutkan, tolonglah beta sebagai pegawai golongan di bawah supaya semua pihak usut masalah ini supaya Ketika terjadi di hari ini, beta percaya di hari-hari kedepan tidak akan terjadi lagi,” tukasnya.

Jika, kata Mezak, pihak yang berwenang tidak mampu menindaklanjuti kasus ini, maka dia pastikan akan terjadi lagi peristiwa yang sama pada di hari yang akan datang.

“Jadi dengan statement ini beta mau bilang bapak-bapak, dan petinggi-petinggi yang ada di Provinsi Maluku khususnya Kabupaten Maluku Tengah, tolonglah mendengar apa yang menjadi seruan beta supaya kita sebagai masyarakat yang ada di kecamatan saparua bukan mengharapkan konflik yang terjadi seperti hari-hari yang lalu,” ujarnya.

Terakhir untuk aparat keamanan, dirinya juga mengharapkan agar bisa menyelidiki agar kasus ini bisa terbuka, agar keamanan masyarakat di Saparua Timur dapat terjamin.

“Terkhusus untuk pihak keamanan, jika seng (tidak) jeli untuk melihat ini maka nantinya dalam kecamatan Saparua maupun Kecamatan Saparua Timur nanti akan terjadi seperti bom waktu bagi kita di masa mendatang,” tuturnya.

Sementara itu Direktur Reskrimum Polda Maluku, Kombes Pol Andri Iskandar, mengatakan, saat ini aparat Polda Maluku masih melakukan penyidikan atas kasus penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal sehingga mengakibatkan dua warga asal desa Itawaka mengalami luka, hingga meninggal dunia.

“Jadi dari senin malam sampai hari ini, kita terus melakukan proses penyelidikan terkait meninggalnya warga di saparua,” katanya.

Turut hadir dalam acara pemakaman Almarhuma, Pimpinan Gereja Klasis Saparua, Camat Kecamatan Saparua, Camat Saparua Timur, Wadanpos Satgas Yon Armed-1 Pos Tuhaha, Korwil Dikbud Kecamatan Saparua Timur, Korwil Dikbud Kecamatan Saparua, Para Pendeta Se-Kecamatan  Saparua Timur, serta warga Negeri Itawaka.

Kepala Kepolisian Daerah Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, sangat menyesalkan kejadian tertembaknya dua orang warga yang dilakukan Orang Tak Dikenal (OTK) di sekitar kantor Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Senin sore (15/5/2023).

Peristiwa tertembaknya dua warga Desa Itawaka, kecamatan Saparua Timur itu menyebabkan korban Welma Hattu, meninggal dunia, dan Ronal Papilaya yang mengalami luka ringan.

Menghadapi situasi tersebut, Kapolda Maluku menghimbau tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh warga untuk tetap menjaga ketenangan serta menghindari tindakan yang dapat memanas-manasi keadaan. Ia juga menekankan pentingnya mendukung upaya menjaga stabilitas dan keamanan wilayah.

"Kami mendorong tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pernyataan yang menyejukkan serta menyuarakan kebijaksanaan dalam merespons insiden penembakan ini, dan jangan mudah untuk terprovokasi," pintanya.

Irjen Latif mengaku telah mengerahkan personel untuk menyelidiki atau mengusut tuntas hingga menangkap pelaku dalam kasus tersebut.

"Kami bertekad untuk mengungkap pelaku penembakan. Upaya penyelidikan yang dilakukan diharapkan dapat membawa keadilan bagi para korban dan masyarakat secara keseluruhan," katanya.

Di sisi lain, tambah Dia, kasus tertembaknya dua warga ini mengindikasikan masih ada sebagian masyarakat yang menyimpan senjata api, sisa-sisa peninggalan konflik tahun 1999 silam. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya penangkapan warga sipil di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang membawa senjata api. Juga adanya pengungkapan penyelundupan senjata api pada beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, perilaku masyarakat yang suka berburu dengan senapan angin atau senjata-senjata rakitan, kata Kapolda, juga sangat membahayakan apabila ada peluru nyasar yang dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, Irjen Latif juga mengimbau kepada warga yang masih memiliki senjata api agar segera menyerahkannya kepada aparat kepolisian setempat. Dengan menyampaikan senjata api ke pihak berwajib, masyarakat dapat membantu mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.

"Kami juga mengajak masyarakat yang mengetahui adanya individu yang masih menyimpan senjata api untuk melaporkannya kepada polisi. Kerjasama dari masyarakat dalam memberikan informasi sangat berarti bagi upaya pencegahan dan penanganan kejahatan di wilayah ini," pintanya.

Kepada keluarga korban yang tertembak Kapolda Maluku menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam. "Kami berkomitmen untuk memberikan keadilan dan perlindungan kepada seluruh masyarakat Maluku," tegasnya.

Untuk seluruh masyarakat, Kapolda juga mengimbau agar tetap tenang dan mempercayakan proses penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

"Dengan bekerja sama, menjaga kebersamaan, dan memberikan dukungan, kita dapat memastikan bahwa situasi di Saparua tetap kondusif dan aman," ungkapnya.

Kronologi Kejadian

DUA warga negeri (Desa) Itawaka, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah, ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) di areal sekitar segitiga kantor Kecamatan Saparua Timur Kabupaten Maluku Tengah, Senin (15/5/2023) sore.

Dari dua warga yang tertembak satu orang mengalami luka parah dan meninggal dunia, sedangkan satu orang lainnya luka ringan.

Korban atas nama Welma Hatu (41) asal Negeri Itawaka terpaksa menghembuskan nafasnya, tak lama setelah dirinya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saparua.

korban diketahui mengalami luka parah setelah tertembak sebelah di bagian leher oleh orang tak dikenal usai mengikuti upacara hari ulang tahun, pahlawan nasional pattimura ke 206 di lapangan benteng Durstede, Saparua.

korban sendiri merupakan, seorang Aparatur Sipil Negara (A. S. N) di kantor Kecamatan Saparua Timur. Kabupaten Maluku Tengah.

Mezak Likumahua (43), suami korban menceritakan peristiwa yang menimpa istrinya berawal setelah mengikuti selesai kegiatan upacara HUT Pattimura ke-206 di Negeri Saparua, keduanya berpamitan kepada pimpinan mereka Camat Saparua, Wini Prajawati Salamor, untuk pulang ke Negeri Itawaka karena ada kegiatan pelayanan ibadah.

Diketahui Mezak Likumahua, suami korban juga merupakan seorang ASN dan bekerja di Kantor Kecamatan Saparua

Tak berselang lama setelah pamit, sekitar pukul 15.10 WIT, mereka melintasi Jl. Hatawano tepatnya di perkebunan jemaat Negeri Tuhaha, tepatnya perbatasan petuanan Negeri Tuhaha dan Negeri Siri Sori, peluru pun bersarang di leher korban.

“Istri saya menyampaikan kepada bahwa ada sesuatu yang mengenai lehernya, dan saat itu saya menengok ke belakang dan melihat leher istrinya sudah berdarah,” katanya.

Dari situ, kata Mezak dia pun memutar arah motor balik menuju Kantor Camat Saparua Timur untuk meminta pertolongan.

“Mungkin sekitar pukul 15.30 WIT, Ibu Welna Hattu dibawa menggunakan mobil Toyota Rush, milik Klasis Pulau Saparua menuju ke RSUD Saparua,” tuturnya.

Selain Welma, korban lainnya adalah Ronal Papilaya (51) warga Negeri Itawaka. Korban diketahui menjadi sasaran tembak oleh penembak misterius saat mengendarai kendaraan motor miliknya. Ronal sendiri sempat tertembak di bagian pelipis kanan bawah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Beruntung, peluru yang menyasar ke pelipis kanan bawah korban tak begitu parah sehingga korban pun selamat.

Dari keterangan korban, Dia menceritakan kejadian tersebut berawal ketika meninggalkan Kantor kecamatan Saparua untuk kembali ke rumahnya di Negeri Itawaka usai mengikuti kegiatan upacara HUT Pattimura ke-206 di Saparua.

Seperti Korban Welma dan suaminya, Ronal pun melintasi Jl. Hatawano tepatnya di turunan perkebunan jemaat Negeri Tuhaha tepatnya perbatasan petuanan Negeri Tuhaha dan Negeri Siri Sori, sekitar pukul 15.50 wit.

Saat melintasi, korban mendengar bunyi benturan yang mengenai helmnya, namun dia tak meghiraukan karena beranggapan helmnya terkena ranting pohon/kayu.

Korban baru menyadarkan diri setelah bertemu dengan pejabat Negeri Ihamahu. Korban sempat ditegur bahwa ada luka goresan pada dagu sebelah kanan dan berdarah.

“Sesampainya di Negeri Ihamahu, beta (saya) bertemu dengan pejabat Negeri Ihamahu, Bapak Andre Yasso dan meminta tolong kepada pejabat Negeri Ihamahu untuk melihat bagian wajahnya karena terasa perih. Setelah dilihat ada luka goresan pada dagu sebelah kanan dan berdarah,” terangnya.

Selanjutnya korban melanjutkan perjalanan ke Negeri Itawaka untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala desa (Raja) Negeri Itawaka.

“Saya diantar oleh Raja Negeri Itawaka, Bapak Wellem Wattimena beserta kepala Soa Selili Matulessy menuju ke RSUD Saparua,” katanya.

Dia menjelaskan, setelah dilakukan perawatan luka yang dialaminya kemungkinan terkena peluru dari senjata angin oleh orang tidak dikenal, selain itu juga ada bekas lubang pada kaca helm yang Ia pakai.

“Jadi peluru itu menyambar beta sebelah kanan, jadi pasti penembak itu tembak dari arah sebelah kanan saat menuju kampungnya di Negeri Itawaka,” terangnya.

Beruntung kata Ronal, Dia sempat menurunkan kaca helm sehingga peluru hanya mengena pelipis bagian bawah.

“Jangan ada lagi orang-orang seng jelas di atas itu lalu batembak (tembak) orang sabarang di atas situ, jangan sampai katong (kita) warga yang lewat disitu jadi korban semua, jadi saya minta bapak aparat kepolisian untuk menindaklanjuti oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab di sana,” harap pria 51 tahun ini.

Atas kasus penembakan yang terjadi, pihak desa meminta agar aparat kepolisian bisa mengejar para pelaku yang melakukan penembakan misterius ini.

Mereka juga meminta adanya penjagaan secara ketat oleh polisi karena peristiwa ini telah terjadi sebanyak dua kali, dan memakan korban warga desa setempat.

“Yang pasti kejadian ini bukan hal yang baru untuk korban yang pertama di Itawaka dan itu memang butuh perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten, bahkan dari pihak Kepolisian saya kira segera ditindaklanjuti oleh pihak Polda Maluku,” kata Raja Negeri Itawaka, Wellem Wattimena.

Sementara itu Kapolsek Saparua, Polresta Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKP. Jopi Walalayo, saat ini polisi masih menyelidiki pelaku misterius yang melakukan penembakan terhadap dua warga desa Itawaka ini.

“Saat ini kita belum bisa memberikan keterangan pasti, namun polisi akan terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku penembakan, melalui keteragan para saksi-saksi, termasuk salah satu korban yang tengah selamat,” ujarnya.