Peneliti Se-Asia Tenggara Bersinergi Cegah dan Deteksi Wabah dari Satwa Liar di UGM Yogyakarta

Peneliti Se-Asia Tenggara Cegah dan Deteksi Wabah dari Satwa Liar
Peneliti Se-Asia Tenggara Cegah dan Deteksi Wabah dari Satwa Liar (Foto : antvklik-Nuryanto)

Antv – Pertemuan para peneliti se Asia Tenggara digelar di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Yogyakarta sekaligus sebagai tuan rumah pelaksanaan Grease Network yang diikuti dari berbagai perwakilan negara di Asia Tenggara untuk membangun kesiapan, kerjasama, serta memetakan potensi terjadinya wabah dari hewan liar agar dapat dicegah.

Presiden Grease, Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama mengatakan, Grease Network merupakan suatu platform dalam membangun manajemen menuju one health terutama dalam melakukan manajemen resiko untuk penyakit-penyakit emerging dan zoonotik di Asia Tenggara.

Sehingga dibutuhkan upaya kolaborasi dan sinergi dalam pendekatan one health untuk menangani penyakit-penyakit emerging dan zoonotik disease di Asia Tenggara. Karena negara-negara Asia Tenggara dikenal sebagai spot-spot disease, penyakit yang kemungkinan menyebar secara global.

"Maka kita harus konsen dengan pendekatan one health yang merupakan pendekatan trans disiplin, lintas sektoral itu. Kita bekerja bersama-sama untuk menangani kemungkinan penyakit-penyakit yang muncul di masa depan terutama yang dari satwa liar," kata Prof. Wayan, Kamis (16/2/2023).

Seperti kelelawar, tikus, anjing, kemudian monyet dan penyakit-penyakit infeksi virus lainnya yang seperti kita tahu sekarang ada penyakit mulut dan kuku, ada penyakit cacar pada sapi.

Prof. Wayan yang juga Dosen FKH UGM menjelaskan, Grease External Evaluation And Scientific Meeting in Indonesia digelar di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM selama dua hari 16-17 Februari 2023 dan diikuti seluruh Negara di Asia Tenggara kecuali Myanmar yang belum masuk dalam keanggotaan.

"Semua terkait penyakit dan manajemen kontrol termasuk salah satu melakukan surveilans sebelum terjadi wabah itu. Kita harus bisa melakukan mitigasi sehingga wabah dapat dikendalikan dan dicegah secara baik," kata Prof. Wayan, menambahkan.

Lebih lanjut, Prof. Wayan menyampaikan, tujuan utama hadirnya Grease Network ialah agar bisa mengidentifikasi patogen, kemudian memprediksi kemungkinan wabah yang akan timbul, kemudian respon yang dilakukan dengan cepat.

"Sehingga disebut dengan capasity respon kemudian setelah itu kita bisa mengurangi kemungkinan risk reduction atau mengurangi kemungkinan terjadinya wabah ke manusia, seperti covid itukan," kata Prof. Wayan, melanjutkan.

Prof. Wayan menerangkan, hampir sebagian besar penyakit-penyakit yang baru muncul itu, berasal dari satwa liar, seperti kelelawar sebagai reservoir termasuk Ebola, Covid, Nipah, West Nile. Semua penyakit-penyakit yang muncul itu sebagai reservoir artinya pembawanya penyakit virusnya itu dari satwa liar kebanyakan 75persen dari satwa liar.

Jika dirata-rata, Prof. Wayan mengungkapkan, dari 1.116 penyakit pada manusia, 82,2persen berasal dari hewan/animal origin, dan 75persen dari itu adalah dari satwa liar.

"Sehingga konsen kita banyak dalam bagaimana kita melakukan kontrol terhadap satwa liar, melakukan surveilans yang mendata kemungkinan patogen sebelum terjadi wabah itu. Sehingga kita bisa melakukan preparasi melakukan kerjasama, lintas sektoral dengan baik," kata Prof. Wayan, melanjutkan.

Ia mencontohkan, penyakit antraks yang terjadi di Gunungkidul, Kulon Progo sebelum adanya one health sulit terselesaikan, karena dilakukan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi ketika semua terstruktur secara baik maka dilakukan kerja lintas sektor dan diketuai Dinas Kesehatan setempat.

"Semua sektor kesehatan, jadi pemegang pemangku kepentingan kesehatan baik kesehatan hewan, kesehatan manusia, dan kesehatan lingkungan, karena one health itu merupakan interface antara kesehatan manusia, kesehatan lingkungan, dan kesehatan hewan. Jadi kalau kita manusianya sehat, kita harus bisa menjaga lingkungan yang sehat, hewan yang sehat," ucap Prof. Wayan.

Lebih lanjut Prof. Wayan menjelaskan, melalui Grease ini terdapat banyak sekali manfaat, seperti dapat dilakukan prediksi sebelum terjadinya wabah. Atau dapat diprediksi kemungkinan penyebaran patogen, namun belum terjadi out break.

Di 2023 ini, Grease diungkapkan Prof. Wayan berfokus pada  respon capasity, untuk semakin menjaga hubungan yang baik dalam mendidik orang yang disiapkan untuk bisa menangani dengan cepat. Seperti ketika terjadinya covid yang itukan tidak hanya ditangani laboratorium kesehatan, akan tetapi juga laboratorium hewan di Wates untuk melakukan pemeriksaan.

"Sehingga kapasitas di laboratorium ditingkatkan, kapasitas orang yang menangani itu ditingkatkan sehingga begitu ada wabah kita bisa repon cepat tujuannya itu," ujar Prof. Wayan.

Sementara itu, Dekan FKH UGM, Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D., mengatakan, kesehatan hewan dan kesehatan manusia merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga Grease ini dinilai penting dalam membangun kerjasama berbagai institusi dalam mendalami one health.

"Kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan tiga-tiganya itu konsep yang harus disatukan tidak berdiri sendiri. Karena, banyak sekali penyakit-penyakit hewan atau penyakit infeksi pada manusia yang penularannya berasal dari hewan, oleh karena itu perlu dibangun suatu komunikasi dengan pihak-pihak internasional untuk saling membantu di dalam mengidentifikasi kejadian dan bagaimana bisa terjadi saling membantu untuk mengentaskan masalah itu," kata Prof. Teguh.