Gempa Turki - Suriah, 3.700 Warga Tewas Diperparah Cuaca Dingin

Seorang wanita berjalan di depan bangunan roboh akibat gempa Turki.
Seorang wanita berjalan di depan bangunan roboh akibat gempa Turki. (Foto : Reuters)

"Dingin sekali dan ada hujan lebat, dan orang-orang perlu diselamatkan,” tambahnya.

Gempa tersebut merupakan yang terbesar yang pernah tercatat di seluruh dunia oleh Survei Geologi AS sejak gempa di Atlantik Selatan yang terjadi pada Agustus 2021.

Di Turki, jumlah korban tewas mencapai 2.316, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD).

Gempa ini menjadikannya gempa paling mematikan di negara itu sejak gempa dengan kekuatan yang sama pada tahun 1999 yang telah menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul. Pada saat itu gempa telah menewaskan lebih dari 17.000 orang.

Setidaknya 1.444 orang tewas di Suriah dalam gempa yang terjadi pada Senin itu dan sekitar 3.500 orang terluka. Jumlah itu didapat dari data pemerintah Damaskus dan petugas penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak.

Koneksi internet yang buruk dan jalan yang rusak diantara sejumlah kota yang paling parah terkena dampak di selatan Turki menghambat upaya untuk mengatasi dampak gempa.

Suhu di beberapa daerah diperkirakan turun hingga mendekati titik beku dalam semalam. Kondisi ini memperburuk bagi sejumlah warga yang masih terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal.