2 Artis Terkenal di Iran Ditangkap Karena Lepas Hijab

Artis Iran yang Ditangkap karena Lepas Hijab
Artis Iran yang Ditangkap karena Lepas Hijab (Foto : Global News)

Antv – Iran diketahui telah menangkap dan menahan beberapa artis terkenal setelah mereka memutuskan untuk melepas hijab di depan umum, dalam rangka menunjukan aksi solidaritas kepada gerakan protes yang terjadi di sana.

Melansir Global News, Rabu, 23 November 2022, dua artis tersebut adalah Hengameh Ghaziani dan Katayoun Riahi, yang ditangkap karena postingan media sosial yang dianggap provokatif.

Mereka ditangkap pasukan keamanan setelah mereka menunjukkan dukungan untuk gerakan protes yang memanas di negara itu akibat kematian Mahsa Amini.

Katayoun Riahi ditangkap pasukan keamanan Iran pada Minggu, 20 November kemarin setelah ia mengunggah video dirinya tanpa jilbab ke akun Instagram pada Minggu, 18 November 2022, atau sekitar dua hari setelah kematian Amini.

Adapun, Hengameh Ghaziani juga ditangkap setelah sempat mengunggah video di Instagram pada Sabtu, 19 November 2022 yang menunjukkan dirinya berada di depan umum tanpa mengenakan jilbab dengan rambutnya yang diikat.

Dalam unggahannya, ia menuliskan keterangan soal itu adalah unggahan terakhirnya, karena ia yakin akan ada sesuatu yang menimpa dirinya setelah kejadian itu.

"Ini mungkin menjadi unggahan terakhir saya. Mulai saat ini, jika terjadi sesuatu pada saya, ketahuilah bahwa saya akan selalu bersama rakyat Iran hingga napas terakhir saya," tulisnya dalam keterangan video itu.

Sebagaimana diketahui, sejak September, negara tersebut telah menyaksikan demonstrasi yang meluas yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita berusia 22 tahun saat berada dalam tahanan polisi moral Iran.

img_title
Artis Iran yang Ditangkap karena Lepas Hijab. (Foto: Global News)

Amini ditahan polisi moral Iran pada September lalu di Teheran gegara tidak mengenakan jilbab atau hijab sesuai ketentuan pemerintah negara Islam tersebut.

Polisi Teheran mengklaim Amini tiba-tiba mengalami masalah jantung selama berada dalam penahanan. Media pemerintah juga mengklaim ia tewas gegara menderita berbagai kondisi kesehatan sebelum penangkapannya.

Namun, pihak keluarga yakin Amini telah disiksa selama penahanan. Ayah Amini bahkan mengatakan terdapat memar-memar pada kaki jasad putrinya. Ayah Amini pun menganggap polisi moral Iran bertanggung jawab atas kematian putrinya.

Sebagai informasi, pada awalnya demonstrasi berpusat untuk memprotes undang-undang kesopanan Iran yang mendikte bagaimana wanita bisa berpakaian, tetapi sejak itu meluas menjadi seruan yang lebih luas untuk perubahan rezim.

Pihak berwenang di negara itu menyebut protes itu sebagai "kerusuhan" dan menuduh pemerintah asing menghasut kekerasan di Iran. 

Sementara itu, media dan organisasi hak asasi manusia di negara tersebut telah mendokumentasikan penangkapan massal dan pasukan pemerintah menembaki pengunjuk rasa.