Waspada Banjir Masih Bisa Terjadi Akibat Hujan Lebat di Merangin Jambi

Banjir di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Banjir di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. (Foto : BNPB)

Antv –Hujan deras mengguyur beberapa wilayah di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, selama dua hari, sejak Sabtu(22/10/2022) hingga Minggu(23/10/2022).

Peristiwa ini menyebabkan peningkatan daerah aliran Sungai Batang Masumai dan Batang Tantan hingga meluap ke permukiman warga dengan tinggi muka air (TMA) 50 - 100 sentimeter.

Pantauan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menyebutkan banjir masih terlihat menggenangi pemukiman warga di beberapa titik hingga Senin (24/10/2022). Petugas BPBD dan dinas terkait masih bersiaga di lapangan untuk mengantisipasi dampak banjir atau pun potensi banjir susulan.

BPBD Kabupaten Merangin mencatat, peristiwa tersebut berdampak pada 241 KK atau 1034 jiwa. Selain itu, sebanyak 242 unit rumah warga, dan 2 tempat ibadah terendam banjir.

Adapun wilayah yang terendam banjir mencakup Desa Sungai Ulak di Kecamatan Nalo Tantan, Desa Tanjung, dan Desa Pelayangan di Kecamatan Batang Mesumai.

Sebagai bentuk upaya percepatan penanganan banjir tersebut, Tim BPBD Kabupaten Merangin telah turun ke lapangan guna melakukan kaji cepat situasi, monitoring berkala kondisi banjir, dan membantu proses evakuasi warga dengan menggunakan perahu.

Merujuk informasi prakiraan cuaca BMKG untuk beberapa wilayah di Provinsi Jambi pada hari ini (26/10/2022), masih berpeluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang.

Sementara itu, dilihat dari analisis kajian inaRISK, Kabupaten Merangin memiliki 24 Kecamatan dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, terus mengingatkan dan meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem di Indonesia.

Suharyanto meminta agar BPBD dan komponen penanggulangan bencana di daerah mempersiapkan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana.

Perkuat patroli dan pemantauan di daerah-daerah rawan untuk percepatan respon kedaruratan masyarakat ketika terjadi bencana. Sementara untuk jangka panjang, Kepala BNPB meminta agar tata kelola lingkungan dilakukan dengan baik agar kejadian bencana seperti banjir tidak terulang kembali.

Masyarakat juga diimbau untuk senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada akan potensi bahaya cuaca ekstrem. Musim penghujan akan berlangsung hingga April 2023, masyarakat diminta memantau informasi seputar prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana secara berkala melalui kanal resmi BNPB, BPBD, BMKG, dan pemerintah daerah setempat.