Mayoritas Masyarakat Memerlukan PJ Gubernur DKI Jakarta yang Netral

Mayoritas Masyarakat Memerlukan PJ Gubernur DKI Jakarta yang Netral
Mayoritas Masyarakat Memerlukan PJ Gubernur DKI Jakarta yang Netral (Foto : Istimewa)

Antv – Upaya DKI Jakarta bangkit dari pandemi Covid-19 menghadapi tantangan ketika pada 16 Oktober 2022 nanti, Gubernur Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria (Anies – Riza) akan berakhir masa jabatannya dan akan digantikan oleh Penjabat (PJ) Gubernur. 

Penjabat (PJ) Gubernur akan menjalankan operasional dan administrasi pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sampai pelaksaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2024 mendatang. 

Kondusivitas di DKI Jakarta harus benar-benar dijaga. Oleh karena itu, figur PJ Gubernur DKI Jakarta mendatang diharapkan mampu menciptakan kondusivitas tersebut dengan mengelola dinamika yang terjadi di DKI Jakarta dengan baik. 

Penjabat Gubernur harus mampu mengelola dinamika di DKI Jakarta baik dinamika politik dan sosial kemasyarakatan maupun dinamika ekonomi, investasi dan perdagangan. 

Untuk membantu memetakan dan menjawab tantangan tersebut, Pusat Data Bersatu (PDB) melakukan wawancara melalui telepon (telepolling) kepada masyarakat DKI Jakarta terpilih yang dilaksanakan pada 24-25 September 2022. 

Telepolling dilakukan dengan metode Proportionate Snowball Sampling menggunakan telepon genggam kepada 400 orang tepilih di semua kota di DKI Jakarta. 

Hasil dari telepolling tersebut menghasilkan beberapa temuan diantaranya bahwa mayoritas masyarakat (83,8%) merasa puas terhadap kinerja Anies–Riza terutama dalam hal Pembangunan Infrastruktur (37,5%), Tata Kelola Perkotaan (20,3%), dan Layanan Transportasi Umum (11,3%). 

Ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan yaitu pembangunan infrastruktur transportasi umum menjadi hal yang utama seperti penambahan koridor Transjakarta dan pembangunan serta perbaikan berbagai halte Transjakarta. 

Meskipun demikian, masih ada pekerjaan rumah yang menjadi warisan dan harus diselesaikan oleh penerusnya yaitu masalah ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. 

Kesimpulan

Terkait dengan preferensi calon  PJ Gubenur DKI Jakarta, mayoritas responden yakin bahwa untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut diperlukan sosok  PJ Gubernur yang mengayomi, tidak memihak dan menjunjung tinggi netralitas, tidak terasosiasi dengan kelompok atau warna politik tertentu dan diterima semua kalangan masyarakat. 

Pejabat Gubernur pengganti Anies–Riza nanti harus memastikan kondisivitas politik Jakarta dengan mengakhiri polarisasi masyarakat di DKI Jakarta sehingga dapat memastikan ekonomi DKI Jakarta mampu bangkit dan tumbuh kembali. 

Sebanyak 53,35% responden menyatakan bahwa keterbelahan kelompok akibat perbedaan pilihan politik harus dihilangkan. 

Diharapkan juga  PJ Gubenur nanti bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan memelihara kondusivitas politik di DKI Jakarta. 

Sebanyak 65,9% responden berharap  PJ Gubernur nanti mampu membangun ekonomi DKI Jakarta dan menjadikan DKI Jakarta sebagai barometer ekonomi politik nasional sehingga mampu keluar dari pandemi Covid-19 lebih cepat. 

Hal ini selaras dengan pernyataan Presiden Jokowi pada peringatan 77 tahun Kemerdekaan NKRI yaitu Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat.