Cara Pemerintah Thailand Tangani Covid Dikecam, Demonstran dan Polisi Bentrok

thailand bentrok
thailand bentrok (Foto : )
Polisi di Thailand menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang turun ke jalan-jalan di Bangkok pada Selasa di tengah kemarahan atas penanganan pandemi virus corona oleh pemerintah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Seperti diberitakan
Reuters , sedikitnya enam petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut, dengan satu petugas ditembak di kaki dan tiga lainnya terkena pecahan peluru dari bom rakitan.https://www.youtube.com/watch?v=ADjmYJkYVisJumlah pengunjuk rasa yang terluka tidak diketahui. Setidaknya enam pengunjuk rasa ditangkap, kata polisi setelah sebelumnya memperingatkan bahwa semua pertemuan publik ilegal di bawah aturan darurat Covid-19.Dua pos polisi juga dibakar saat kekerasan sporadis berlanjut hingga malam."Tindakan pengunjuk rasa menunjukkan niat untuk merusak properti pemerintah dan publik serta melukai petugas polisi," Piya Tavicha, wakil kepala polisi Bangkok, mengatakan kepada wartawan.Bentrokan pecah setelah ribuan pengunjuk rasa mengendarai konvoi mobil dan sepeda motor melewati ibu kota.Mereka berhenti di beberapa gedung yang terkait dengan anggota kabinet atau pendukung Prayuth untuk berpidato dan menyerukan pengunduran diri, menuduh pemerintah salah mengelola pandemi dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk membungkam kritik.Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengelola negara, dan hanya melihat kepentingan elit," kata Benja Apan, seorang aktivis mahasiswa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan dari atas truk di kawasan bisnis Bangkok."Jika situasinya tetap seperti ini, maka kita dapat mengharapkan negara ini menghadapi bencana yang tidak dapat dihindari," katanya.Rumah sakit telah didorong ke tepi jurang oleh gelombang kasus terbaru dan Thailand pada hari Selasa melaporkan rekor kematian harian Covid-19  hampir empat kali lipat dari keseluruhan tahun lalu. Total korban tewas Thailand sejak pandemi dimulai adalah 6.588. Reuters