Mafia Tanah Belum Ditangkap, Guru Besar IPB Kembali Buat Surat Terbuka kepada Presiden dan Kapolri

Mafia Tanah Belum Ditangkap, Guru Besar IPB Kembali Buat Surat Terbuka kepada Presiden dan Kapolri (Foto Istimewa)
Mafia Tanah Belum Ditangkap, Guru Besar IPB Kembali Buat Surat Terbuka kepada Presiden dan Kapolri (Foto Istimewa) (Foto : )
Bogor 14 Juli 2021.
Aspirasi para korban perampasan tanah, seperti yang dialami Guru Besar IPB pernah ditanggapi oleh Relawan Jokowi beberapa waktu lalu.Ketua Relawan WLJ (Wira Lentera Jiwa - We Love Jokowi) Yanes Yosua menjelaskan saat ini Indonesia dalam keadaan darurat agraria.Karena itu, dia mendukung kebijakan presiden untuk melakukan reformasi agraria dan perintah Kapolri untuk memberantas mafia tanah dan beking-bekingnya.Menurut Yanes, banyak rakyat yang jadi korban perampasan tanah tapi diabaikan laporan pengaduannya oleh instansi terkait."Indonesia saat ini sudah darurat agraria. laporan korban ke FKMTI jadi bukti nyata. banyak rakyat dari berbagai daerah jadi korban perampasan tanah. KemarinĀ  datang dari Muara Enim Sumatera Selatan, hari ini dari Labuhan Batu, Sumatera Utara dan Sumedang Jawa Barat. Harus ada pengadilan agraria. Kita kumpulkan ahli-ahli hukum dari unviersitas. Saya tidak percaya dengan pengadilan sekarang, para korban sering dikalahkan meski bukti kepemilikan tanah mereka lengkap" ungkapnya, Rabu, 16 Juni 2021 di Sekretariat FKMTI, Jakarta.Sedangkan Ketua FKMTI menegaskan perampasan tanah dan aktor intelektualhya dibiarkan maka akan semakin banyak tanah di Indonesia dikuasai segelintir orang dan perusahaan. Hal ini tentu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45."Mafia perampas tanah itu anti pancasila dan perusak persatuan NKRI. Lebih penjajah dari penjajah. Aktor intelektualnya lebih jahat dari teroris FKMTI siap adu data secara terbuka. Jika data korban salah, silahkan kuasai lahan tersebut. tapi jika data kepemilikan kami benar, kembalikan hak tanah kami dan penjarakan yang merampas tanah kami"tandasnya.