Aksi Biarawati Pertaruhkan Nyawa Cegah Militer Myanmar Tembaki Demonstran

Aksi Biarawati Pertaruhkan Nyawa Cegah Militer Myanmar Tembaki Demonstran (Foto AFP)
Aksi Biarawati Pertaruhkan Nyawa Cegah Militer Myanmar Tembaki Demonstran (Foto AFP) (Foto : )
Aksi heroik biarawati Ann Rose Nu Tawng yang berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan nyawa para pengunjuk rasa dari ancaman militer Myanmar di Kota Myitkyina, menuai pujian.
Dengan penuh keberanian menantang militer Myanmar untuk menembaknya jika tidak meninggalkan kompleks gereja.Foto aksi heroik suster Ann Rose Nu Tawng viral dan jadi berita utama di seluruh dunia."Saya tidak akan berdiri sampai kamu pergi," ujarnya, beberapa pekan lalu."Jika Anda benar-benar perlu membunuh, silakan tembak saja saya. Saya akan menyerahkan nyawa saya," sambungnya.Usai insiden tersebut, suster Ann Rose mengutarakan kepada media apa yang ada di benaknya saat itu."Saya mengatakan kepada mereka 'jika Anda benar-benar perlu membunuh, saya bisa menyerahkan hidup saya', kemudian mereka pergi," tuturnya, seperti dikutip dari
AFP .Ia tergerak untuk melakukan sesuatu dan bila perlu mengorbankan dirinya untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar yang telah membuat anak-anak ketakutan."Ada anak-anak yang terperangkap dan mereka tidak tahu harus lari ke mana. Mereka sangat ketakutan. Saya merasa perlu berkorban," katanya."Anak-anak itu kemudian mengelilingi saya, mereka kelaparan, kehausan dan ketakutan, serta tidak berani pulang," imbuhnya.Tetapi aparat militer terus menembak ke arah kerumunan pengunjuk rasa anti-kudeta di wilayah tersebut."Rasanya dunia sedang runtuh. Banyak suara tembakan sehingga saya harus lari ke arah gereja. Saya meneriaki orang-orang agar tenang, tetapi tidak ada yang bisa mendengar saya pada saat itu," ungkapnya.Kekerasan bersenjata kian massif dilakukan oleh militer Myanmar pasca meluasnya aksi demonstrasi memprotes kudeta militer pada 1 Februari lalu.Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mencatat ada 12 korban tewas baru per Minggu. Dengan demikian, terhitung sejak kudeta 1 Februari sudah ada 459 warga sipil yang tewas