Wapres Minta Wartawan Bisa Jadi Agen Perubahan Cegah Covid-19

Kenormalan baru mengharuskan masyarakat menjaga produktivitas namun tetap menjaga keamanan dari penularan COVID-19
Kenormalan baru mengharuskan masyarakat menjaga produktivitas namun tetap menjaga keamanan dari penularan COVID-19 (Foto : )
Wapres Ma’ruf Amin meminta wartawan  bisa menjadi agen perubahan perilaku untuk menanggulangi penularan Covid-19. Perubahan tidak hanya sesaat tapi berkelanjutan.
Pandemi Corona Virus Disease 2019 merupakan peristiwa sulit yang belum pernah dilalui di negara manapun, termasuk Indonesia. Dalam keadaan seperti ini, informasi yang kredibel dan terpercaya diperlukan untuk menjamin arus informasi yang bebas dari penyalahgunaan seperti misinformasi, disinformasi, ataupun malinformasi. Oleh karena itu, insan pers merupakan salah satu kunci sukses dalam penanganan pandemi, khususnya dalam menciptakan pemberitaan yang menjunjung tinggi etika jurnalistik sehingga mampu membawa perubahan perilaku masyarakat ke arah positif.“Melalui program Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku ini saya percaya para peserta dapat menjadi garda terdepan untuk menciptakan pemberitaan yang menjunjung tinggi etika jurnalistik, serta pada akhirnya mampu membawa perubahan perilaku masyarakat demi mencegah penularan Covid-19,” tutur Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada acara Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020).Pada acara yang bertema “Wartawan Sebagai Agen Perubahan Perilaku untuk Penanggulangan Pandemi Covid-19” ini lebih lanjut Wapres menyampaikan, perubahan perilaku bukanlah hal yang bersifat sesaat, namun harus menjadi suatu sikap yang dilakukan secara berkelanjutan. Sebab, setelah nanti pandemi dapat dilewati, gaya hidup bersih dan sehat tetap harus dijaga. Untuk itu, kontribusi insan pers sangat penting dalam mengedukasi masyarakat akan hal ini.“Disinilah peran penting insan pers, terutama untuk mencerdaskan masyarakat, melalui pemberitaan yang edukatif, informatif, akurat, dan komprehensif dalam menggambarkan fenomena Covid -19 dan berbagai dampaknya. Dengan demikian, masyarakat semakin memahami cara-cara melindungi diri, keluarga, dan lingkungan sekitar secara tepat,” ungkap Wapres.
Vaksin Di sisi lain, Wapres menegaskan, insan pers juga merupakan garda terdepan dalam menginformasikan program vaksinasi kepada masyarakat secara luas. Sehingga, dalam menyuguhkan informasi mengenai vaksin Covid-19, insan pers perlu menyertakan data dukung dan penjelasan ilmiah dari para pakar agar mampu menumbuhkan kesadaran dan keyakinan masyarakat akan manfaat vaksin.“Secara khusus, saya juga ingin meminta dukungan para insan pers untuk turut mendukung kelancaran diseminasi informasi vaksin yang telah kita nantikan bersama, dengan terus menyemarakkan semangat #VaksinasiUntukNegeri melalui pemberitaan-pemberitaan yang sesuai,” tegas Wapres.Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menyampaikan, hasil survei literasi digital Kementerian Komunikasi dan Informatika pada bulan November 2020 mencatat bahwa media sosial menjadi sarana utama bagi masyarakat dalam mengakses berita dan informasi, disusul oleh televisi, situs berita online, situs resmi pemerintah, media cetak, dan radio. Melihat tingginya popularitas sosial media tersebut, Wapres mengimbau agar insan pers dapat memanfaatkan platform media sosial dengan baik dan bijak dalam mendiseminasikan informasi ke masyarakat.“Di era popularisasi platform digital kini, insan pers harus semakin cermat dan profesional dalam mengabarkan informasi-informasi di media digital yang tidak saja harus benar, namun juga berkualitas dan bermakna,” imbau Wapres.Menutup sambutan, Wapres berpesan, agar segenap insan pers sebagai sosok jurnalis perubahan perilaku, dapat menjadi rujukan informasi utama serta mampu menghadirkan jurnalisme harapan bagi masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan.“Semoga kolaborasi ini dapat membuahkan hasil nyata bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Saya berpesan, tetaplah menjaga diri selama bertugas, jangan kendor dengan protokol kesehatan, terutama saat melakukan peliputan ke lokasi atau daerah yang beresiko tinggi,” pungkas Wapres.Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh, menyampaikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri, namun memerlukan partisipasi dan empati publik. Oleh karena itu, Dewan Pers dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berinisiasi untuk menyelenggarakan program Fellowship Jurnalisme untuk Perubahan Perilaku Masyakarat ini.“Urusan Covid-19 ini tidak mungkin dilakukan sendiri, sehingga yang paling mahal adalah menumbuhkan partisipasi publik, menumbuhkan empati publik, dari situlah Kami dengan Kepala BNPB merumuskan salah satu program yaitu Fellowship Jurnalisme untuk Perubahan Perilaku ini,” ujar Muhammad Nuh.