Cerita Diaspora Indonesia di AS Temukan Varietas Padi Berprotein Tertinggi di Dunia

dosen indonesia di as foto voa
dosen indonesia di as foto voa (Foto : )
Ada diaspora Indonesia yang berprofesi sebagai dosen di Amerika Serikat, menemukan varietas padi dengan kandungan protein tertinggi di dunia.
Adalah pasangan suami istri Herry Utomo dan Ida Utomo, sebagai penemu varietas padi dengan kandungan protein tinggi pertama di dunia. Keduanya merupakan dosen Fakultas Pertanian Louisiana State University (LSU), sebuah universitas negeri terbesar di Lousiana, yang memiliki 35 ribu mahasiswa. Padi temuan pasangan ini sudah dipasarkan secara komersial di negeri Paman Sam. "Kandungan protein pada umumnya di
rice (beras) yang ada ini itu sekitar 6-7 persen. Sedangkan yang kita kembangkan di sini yang sudah menjadi komersial produk sekarang itu antara 10-10,5 persen. Jadi meningkat sekitar 55-60 persen," kata Herry. Menurutnya, varietas padi ini dikembangkan dari teknik mutasi selama tiga tahun dan dilepas ke pasaran pada 2017. Dikatakan Herry, varietas padi temuannya  merupakan padi yang memiliki kandungan protein tertinggi di dunia saat ini dan sudah dipasarkan secara komersial. "Begitu penemuan kita dapatkan, establish, sudah diuji, cocok semuanya, kita patenkan, kita register-kan dan release sehingga semuanya formal. Dan dari paten itulah kita tawarkan kepada perusahaan yang mau," katanya. Tercatat, ada dua perusahaan di AS yang kini memasarkan padi temuan Herry dan istrinya dengan merek berbeda. Selain mengantungi paten atas varietas padi ini, Herry yang datang ke AS pada 1986, juga mengantungi enam paten lainnya. Semua paten yang ia miliki berhubungan dengan pengembangan tanaman pertanian. Herry mengaku, dengan sejumlah paten yang dimiliki, ada royalti yang didapat. Namun, besaran royalti masih harus dibagi-bagi lagi dengan pihak lain. "Sebagian dari profit yang dihasilkan dari licensing ini tentu dibagi-bagi. 60 persen kembali ke LSU. Kemudian 40 persen itu dibagi di dalam beberapa bagian termasuk para inventornya," ungkapnya. Herry menambahkan, varietas padi yang ditemukannya tidak cocok untuk ditanam di Indonesia. Meski demikian, ia mengaku siap bekerjasama dengan lembaga di Indonesia untuk mengembangkan padi berprotein tinggi. VOA Indonesia