Paus Fransiskus Dukung Perkawinan Sejenis? Tidak Mungkin! Ini Alasannya

Paus Fransiskus Dukung Perkawinan Sejenis? Tidak Mungkin! Ini Alasannya
Paus Fransiskus Dukung Perkawinan Sejenis? Tidak Mungkin! Ini Alasannya (Foto : )
Paus Sangat Paham
Sangat jelas dari terjemahan tersebut bahwa yang dimaksud Paus bukanlah “perkawinan sesama jenis”, dan dia tidak sedang berbicara tentang perkawinan sejenis. Mengapa? Karena Paus pasti sangat memahami bahwa ajaran resmi Gereja Katolik menyatakan: yang boleh menikah adalah laki-laki dan perempuan, ini pun dengan catatan bahwa keduanya sehat secara seksual. Sama halnya, yang boleh menjadi imam adalah seorang laki-laki yang sehat secara moral, jasmani,  rohani, termasuk seksualitasnya. Karena itu ada istilah selibat.Kalaupun, sekali lagi kalau, yang dimaksud Paus adalah benar perkawinan sejenis, ia sedang melawan ajaran resmi gereja atau Magisterium dan, Kitab Suci dan Tradisi Suci yang telah dianut Gereja Katolik ribuan tahun. Bukan hal mudah Gereja menerima pelegalan itu. 
Lagian,  seperti dikatakan oleh Raymond Leo Kardinal Burke, seorang ahli hukum Gereja dan mantan kepala Pengadilan Tahta Suci, “pernyataan” melalui film itu tidak memiliki bobot magisterial apa pun.Paus adalah pimpinan untuk miliaran orang Katolik di dunia. Dia tentu menginginkan adanya persaudaraan dan saling menerima di antara umatnya. Dia tidak mau ada yang dikucilkan karena kecenderungan seksualitasnya, tapi ia ingin umatnya saling merangkul sebagai saudara. Dia justru mengajak umatnya untuk saling berdamai dalam kemanusiaan, saling mengasihi, tentu saja tetap mematuhi ajaran yang dasarnya tidak main-main, yakni Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium atau ajaran resmi Gereja.Sekali lagi, Paus mengajak untuk hidup bersama di dalam masyarakat sebagai saudara. Dan “istilah hidup bersama” tidak sama dengan perkawinan. Dengan kata lain, Paus mengajak siapa pun untuk berdamai dengan mereka yang memiliki kelainan seksual itu sambil memahami realitas hidup mereka. Ini agar mereka mendapat perlindungan dan tidak selalu menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan dalam aneka bentuknya. Emanuel Dapa Loka, Wartawan, TEMPUSDEI.ID