BNN akan mengoptimalkan sinergi antara program penindakan dan pencegahan kejahatan narkoba. Strategi pencegahan dalam penanganan bahaya penyalahgunaan Narkoba di Indonesia harus dilakukan secara sistematis dan terintegrasi.
[caption id="attachment_370714" align="alignnone" width="900"]
![Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi]()
Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi (Foto: ANTV/B. J Pasaribu)[/caption]
Ditemui di acara Main Musik Bareng (Mabar), bersama grup band The Playsets dan aksi penggalangan dana Gerakan 10 juta APD untuk Puskesmas, di studio Epicentrum ANTV, Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengungkapkan, melalui kegiatan penanggulangan narkoba secara sistematis dan terintegrasi dapat menekan laju peredaran narkoba di Indonesia.
“Untuk melaksanakan pencegahan Narkoba, diperlukan sistem. Upaya pencegahan tidak bisa hanya dilakukan melalui sosialisasi. Kabid P2M bertanggung jawab untuk membangun sistem tersebut agar pencegahan lebih efektif”, ujar Kepala BNN sebelum mengisi acara musik Main Bareng dengan grup band The Playsets besutan Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, di studio Epicentrum ANTV.
[caption id="attachment_370716" align="alignnone" width="900"]![]()
Kepala BNN sebelum mengisi acara musik Main Bareng dengan grup band The Playsets besutan Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, di studio Epicentrum ANTV (Foto: ANTV/B. J Pasaribu)[/caption]
Antara pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, dan rehabilitasi sudah tentu harus diperlakukan seperti sistem yang saling melengkapi karena mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain.
"Saya akan pengawasan dan memonitor, seperti bandar-bandarnya akan kita lakukan tindakan. UU Anti-Narkoba sudah mengatur, ada organisasi pencegahan di situ, rehabilitasi ada di situ, akan kita optimalkan berjalan sinergis semuanya," kata Heru.
Selain itu, pencegahan yang ada di 34 provinsi dan Kasie P2M di 174 kabupaten/kota yang berkumpul pada kegiatan ini dapat saling bertukar informasi dan sharing tentang program-program pencegahan Narkoba yang dilakukan di masing-masing daerah karena menurutnya upaya pencegahan memiliki dinamika yang berbeda-beda.
Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko, juga meminta agar jajaran pencegahan meningkatkan dan melakukan inovasi terhadap berbagai program pencegahan yang sesuai dengan karakteristik geografis dan demografis di BNNP dan BNN Kabupaten/Kota.
Program pencegahan yang dilakukan fokus pada upaya peningkatan ketahanan diri baik remaja dan keluarga dengan menekankan pada langkah-langkah konkret membangun karakter remaja dan anggota keluarga untuk memiliki daya tangkal terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.
[caption id="attachment_370715" align="alignnone" width="900"]![Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi]()
Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi (Foto: ANTV/Agus Pardesi)[/caption]
“Melalui sharing dan bertukar pengalaman dalam melakukan program pencegahan Narkoba di daerah masing-masing, karena banyak sekali dinamikanya dan banyak macamnya”, imbuh Heru.
Menurut Heru, BNN tidak bisa bekerja sendiri dan akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat dan lain-lain.
“China termasuk sukses dalam penanganan narkoba di negaranya. Ada 564 titil rawan narkoba se-Indonesia, dan untuk di Jakarta ada 117 titik rawan narkoba, dimana pengedar narkoba yang cukup bervariatif,” jelasnya.
Heru menambahkan akan mendorong BNN berfokus mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus karena rawan menjadi tempat masuk penyelundupan narkoba melalui sarana kapal laut.
"Perlu kita ketahui bersama bahwa pelabuhan-pelabuhan ini bukan hanya pelabuhan yang resmi, tapi juga ada pelabuhan-pelabuhan tikus, ini yang jadi perhatian kita juga. BNN juga selalu berkomitmen untuk meningkatkan program-program penagawasan dan penanggulangan narkoba di tanah air ,” pungkasnya.
Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi (Foto: ANTV/B. J Pasaribu)[/caption]
Ditemui di acara Main Musik Bareng (Mabar), bersama grup band The Playsets dan aksi penggalangan dana Gerakan 10 juta APD untuk Puskesmas, di studio Epicentrum ANTV, Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengungkapkan, melalui kegiatan penanggulangan narkoba secara sistematis dan terintegrasi dapat menekan laju peredaran narkoba di Indonesia.
“Untuk melaksanakan pencegahan Narkoba, diperlukan sistem. Upaya pencegahan tidak bisa hanya dilakukan melalui sosialisasi. Kabid P2M bertanggung jawab untuk membangun sistem tersebut agar pencegahan lebih efektif”, ujar Kepala BNN sebelum mengisi acara musik Main Bareng dengan grup band The Playsets besutan Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, di studio Epicentrum ANTV.
[caption id="attachment_370716" align="alignnone" width="900"]
Kepala BNN sebelum mengisi acara musik Main Bareng dengan grup band The Playsets besutan Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, di studio Epicentrum ANTV (Foto: ANTV/B. J Pasaribu)[/caption]
Antara pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, dan rehabilitasi sudah tentu harus diperlakukan seperti sistem yang saling melengkapi karena mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain.
"Saya akan pengawasan dan memonitor, seperti bandar-bandarnya akan kita lakukan tindakan. UU Anti-Narkoba sudah mengatur, ada organisasi pencegahan di situ, rehabilitasi ada di situ, akan kita optimalkan berjalan sinergis semuanya," kata Heru.
Selain itu, pencegahan yang ada di 34 provinsi dan Kasie P2M di 174 kabupaten/kota yang berkumpul pada kegiatan ini dapat saling bertukar informasi dan sharing tentang program-program pencegahan Narkoba yang dilakukan di masing-masing daerah karena menurutnya upaya pencegahan memiliki dinamika yang berbeda-beda.
Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko, juga meminta agar jajaran pencegahan meningkatkan dan melakukan inovasi terhadap berbagai program pencegahan yang sesuai dengan karakteristik geografis dan demografis di BNNP dan BNN Kabupaten/Kota.
Program pencegahan yang dilakukan fokus pada upaya peningkatan ketahanan diri baik remaja dan keluarga dengan menekankan pada langkah-langkah konkret membangun karakter remaja dan anggota keluarga untuk memiliki daya tangkal terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.
[caption id="attachment_370715" align="alignnone" width="900"]
Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko: Penanganan Narkoba di Indonesia Harus Secara Sistematis dan Terintegrasi (Foto: ANTV/Agus Pardesi)[/caption]
“Melalui sharing dan bertukar pengalaman dalam melakukan program pencegahan Narkoba di daerah masing-masing, karena banyak sekali dinamikanya dan banyak macamnya”, imbuh Heru.
Menurut Heru, BNN tidak bisa bekerja sendiri dan akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat dan lain-lain.
“China termasuk sukses dalam penanganan narkoba di negaranya. Ada 564 titil rawan narkoba se-Indonesia, dan untuk di Jakarta ada 117 titik rawan narkoba, dimana pengedar narkoba yang cukup bervariatif,” jelasnya.
Heru menambahkan akan mendorong BNN berfokus mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus karena rawan menjadi tempat masuk penyelundupan narkoba melalui sarana kapal laut.
"Perlu kita ketahui bersama bahwa pelabuhan-pelabuhan ini bukan hanya pelabuhan yang resmi, tapi juga ada pelabuhan-pelabuhan tikus, ini yang jadi perhatian kita juga. BNN juga selalu berkomitmen untuk meningkatkan program-program penagawasan dan penanggulangan narkoba di tanah air ,” pungkasnya.
Baca Juga :
