Kreasi di Tengah Pandemi, Tukang Bangunan Alih Profesi Jadi Pengrajin Bus

Adit Semarang
Adit Semarang (Foto : )
Menyambung hidup di tengah pandemi, diperlukan kreatifitas dan keahlian. Di Kabupaten Semarang Jawa Tengah, ada seorang pekerja bangunan yang beralih profesi menjadi pengrajin miniatur truk dan bus, lantaran ia kehilangan pekerjaan sebagai tukang bangunan. Siapa sangka dari alih profesi ini justru membuatnya meraih omset jutaan rupiah, setiap bulannya.
Dibutuhkan keberanian dan kreatifitas untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi covid-19 saat ini, hal ini yang merubah nasib Iswadi, seorang pria berumur 37 tahun asal Desa Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.Awalnya Iswadi adalah seorang tukang bangunan, namun di tengah pandemi ini ia kehilangan pekerjaan, dan akhirnya merubah arah menjadi pengrajin miniatur bus dan truk, dan inilah hasil dari kreatifitas Iswadi.Deretan truk dan bus yang dibuat dari kayu triplek ini, ia buat sejak bulan Maret lalu saat pandemi mulai melanda Indonesia.Ide awal membuat miniatur kendaraan seperti bus, truk, tronton, dan aneka jenis mobil, berawal sepi orderan sebagai tukang bangunan di Kota Bogor, Jawa Barat.Agar bisa mendapatkan penghasilan dan bisa menghidupi keluarga, ia mulai membuat miniatur kendaraan, dengan pulang ke kampung halaman dan mencari peluang usaha melalui media sosial.Cara membuat miniatur kendaraan itu dipelajarinya dari seorang pengrajin di Bogor, selanjutnya secara mandiri memperdalam pengetahuan dari melihat video
tutorial di youtube , dengan kemampuan sebagai tukang kayu, tidak perlu waktu lama untuk mempelajari membuat miniatur.Membuat miniatur kendaraan dengan bahan utama triplek, juga dibutuhkan bahan lain seperti spon hati untuk membuat roda, stiker untuk mempercantik bodi, dan lampu serta kabel.Sejak Maret lalu sampai awal Agustus, telah memproduksi ratusan unit miniatur kendaraan roda empat, yang dipasarkanmelalui media sosial, dengan rata-rata penghasilan berkisar empat juta rupiah per bulan.Satu unit miniatur dijual mulai Rp50 ribu sampai Rp300 ribu, dengan varian skala ukuran, agar menarik dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala.Mayoritas pembeli miniatur adalah komunitas bus mania, atau truk, yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, yang membeli melalui aplikasi online