Balai Kota Semarang Jadi Kluster Baru, 20 ASN positif Covid-19

swab test ASN -semarang
swab test ASN -semarang (Foto : )
 Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terkonfirmasi positif  COVID-19 bertambah. Hasil swab massal gelombang 2 yang dilakukan di lingkungan Pemkot Semarang, ditemukan ada 20 ASN positif COVID-19.
Swab test massal dilakukan setelah sebelumnya ada 3 pejabat Pemkot Semarang terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini membuat Balai Kota Semarang yang menjadi pusat pemerintahan ibukota Jawa Tengah ini menjadi kluster baru COVID-19.Walikota Semarang, Hendrar Prihadi membenarkan kabar penambahan ASN di instansinya yang positif COVID-19."Hasil test swab gelombang 2 di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, ada sekitar 20 yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani karantina mandiri, juga karantina di Rumah Dinas serta Balai Diklat," terang Hendi.Walikota menambahkan, disamping ada penambahan jumlah ASN yang positif,ada juga ASN yang sebelumnya positif sekarang sudah sembuh."Ada kabar cukup menggembirakan, karena setelah dilakukan swab lagi, 5 pejabat struktural sudah dinyatakan negatif, dan lainnya ada 3 staf saya lihat juga sudah dinyatakan negatif," jelasnya.Wali Kota Semarang yang akrab dipanggil Hendi tersebut menuturkan jika semua ASN yang terkonfirmasi kondisinya sehat dan tidak memiliki keluhan, atau merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala).Salah satu target penanganan Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah saat ini, lanjutnya, adalah mendeteksi penderita sebelum sakit. Dengan upaya tersebut, penderita COVID-19 lebih memiliki peluang besar untuk sembuh. Keyakinan itu pun terlihat dalam angka kesembuhan penderita COVID-19 terkonfirmasi yang cukup tinggi, mencapai 328 orang, atau separuh dari total penderita terkonfirmasi.Maka dari itu ian kembali menekankan, terkait lonjakan angka penderita COVID-19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir, salah satunya dipengaruhi oleh upaya deteksi orang tanpa gejala yang dilakukan."Jadi upaya ini dilakukan agar COVID-19 tidak baru terdeteksi saat kondisi yang bersangkutan sudah kritis. Pasien yang meninggal teridentifikasi saat sudah sulit bernafas, harus pakai ventilator, sehingga sebagian tidak tertolong," tuturnya Hendi.Idealnya, tambah Hendi, seluruh warga Semarang harus di swab, tapi kita harus hitung ketersediaan alat, kemampuan SDM, serta kemampuan finansial yang ada, sehingga hari ini fokus sasarannya adalah masyarakat yang berada di titik keramaian.Untuk itu Hendi menekankan, pola tes massal yang digencarkan Pemerintah Kota Semarang secara masif, penambahan angka penderita COVID-19 terkonfirmasi adalah hal yang wajar."Sehingga nambah terus, nambah terus, nambah terus, ya nggak apa-apa. Karena hasil itu memang digunakan untuk pemetaan, menentukan wilayah mana yang harus dikencangkan., wilayah mana yang harus disekat, siapa saja yang harus dikarantina, dan sebagainya," tandasnya.Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah