Muncul 3 Klaster Baru Bikin Kasus Covid-19 di Semarang Naik Lagi

Muncul 3 Klaster Baru Bikin Kasus Covid-19 di Semarang Naik Lagi
Muncul 3 Klaster Baru Bikin Kasus Covid-19 di Semarang Naik Lagi (Foto : )
Gegara muncul 3 klaster baru, jumlah kasus covid-19 di Semarang, Jawa Tengah, bertambah
 
menjadi sebanyak 57 kasus. Setelah lebih 2 pekan tanpa kasus baru, kini jumlah kasus covid-19 di Semarang, Jawa Tengah, bertambah gegara ditemukan tiga klaster baru penyebaran covid-19. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, tiga klaster baru itu berada di salah satu pasar, lembaga pendidikan dan rumah sakit. Namun ia enggan menyebutkan secara detail nama klasternya. Dari ketiga klaster baru tersebut, per hari ini, Jumat (22/5/20), terjadi penambahan kasus covid-19 sebanyak 17 orang, menjadi 57 kasus. 9 pasien di antaranya sembuh. “Dengan Ada penambahan cukup signifikan, masyarakat semakin paham bahwa situasi seperti ini adalah meningkatkan disiplin SOP kesehatan,” katanya. Rapat tersebut juga mengevaluasi lonjakan aktifitas masyarakat menjelang lebaran yang menyerbu mal dan pasar untuk berbelanja. Walikota merasa prihatin karena masyarakat seakan lupa kalau sedang menghadapi pandemi covid-19. "Masyarakat seakan lupa kalau saat ini kita sedang menghadapi pandemi covid-19. Untuk di mal dan tempat-tempat usaha yang ada, kalau kita lakukan rapid atau swab kemudian ada yang reaktif atau positif, mal dan unit usaha tersebut akan kita tutup secara paksa untuk sterilisasi. Di pasar pun kalau hasil tesnya cukup banyak yang reaktif atau positif, juga akan kita tutup," tegasnya. Dengan dasar itu, pihaknya akan meperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) sampai 14 hari ke depan. Perpanjangan itu efektif mulai Senin (25/5/2020) sampai Minggu (7/6/2020). “Harapannya, perlahan membiasakan warga Semarang berdampingan dengan covid-19. Kita belum berani melepas secara total karena kita tahu akhir-akhir ini masyarakat seakan lupa ada pandemi, mereka cukup banyak di jalanan, di mal, ke pasar untuk untuk persiapan lebaran,” jelasnya. Ia mengajak masyarakat untuk tidak melakukan salat Idul Fitri secara berjamaah, baik di masjid maupun di lapangan terbuka, serta tidak melakukan anjang sana. Dirinya juga meniadakan open house. Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah