Usai Karantina 14 Hari, Pemkab Sikka Pulangkan Ratusan Penumpang KM Lambelu

Usai Karantina 14 Hari, Pemkab Sikka Pulangkan Ratusan Penumpang KM Lambelu
Usai Karantina 14 Hari, Pemkab Sikka Pulangkan Ratusan Penumpang KM Lambelu (Foto : )
Ratusan penumpang KM Lambelu dipulangkan, setelah menjalani masa karantina selama 14 hari terkait covid-19
di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, mereka akan melakukan karantina mandiri di rumah dengan pengawasan aparat desa.
Setelah menjalani masa karantina covid 19 selama 14 hari, ratusan penumpang KM Lambelu, akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing oleh Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (25/4/2020). Pemulangan mereka dijemput langsung oleh pihak keluarga dan diawasi langsung oleh para Camat, Lurah dan Kepala Desa asal domisili mereka. Selain itu, ada juga yang menumpang sejumlah truk TNI Angkatan Laut Maumere, bus Pemkab Sikka dan bus sekolah. Sebelum naik kendaraan, petugas menyemprotkan cairan disinfektan terhadap seluruh koper dan tas yang dibawa mereka. Kepala Desa Nangahalem, Sahanudin mengatakan, Pemerintah Desa akan melalukan pengawasan ketat terhadap warganya selama menjalani masa karantina mandiri di rumahnya, untuk mencegah covid-19. [caption id="attachment_312579" align="alignnone" width="900"]Usai Karantina 14 Hari, Pemkab Sikka Pulangkan Ratusan Penumpang KM Lambelu Penumpang KM Lambelu naik truk TNI AL. (ANTV/Tofik Koban).[/caption] Kepala BPBD Sikka, Muhamad Daeng Bakir menuturkan, pemulangan ratusan warga dilakukan setelah hasil rapid test 2 kali menunjukkan negatif covid-19. “Sudah selama 2 minggu (karantina) sudah aman dan sudah 2 kali mereka dilakukan rapid test dan 2 kali ini hasilnya negatif semua,” tegas Daeng Bakir. Ia mengungkapkan, dari ratusan warga yang dipulangkan tersebut, masih ada 19 orang di antaranya yang memilih tetap tinggal di lokasi karantina Sikka Convention Centre. Penyebabnya, masyarakat sejumlah desa tempat mereka berasal, masih belum dapat menerima kehadirannya, meski ke-19 orang tersebut negatif covid-19. “Mereka belum bisa pulang karena pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap mereka yang dikembalikan. Camat, Lurah dan Kepala Desa masih bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya agar kehadiran mereka (19 warga) di desa atau kampung halamannya, tidak menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan ya, kepanikan dan segala macam,” tandasnya. Tofik Koban | Sikka, NTT