Pedang St. Mikhael Akhiri Wabah Pes 1656 dan Pandemi Corona 2020

Pedang Mikhael Akhiri Wabah Pes 1656 dan Pandemi Corona 2020
Pedang Mikhael Akhiri Wabah Pes 1656 dan Pandemi Corona 2020 (Foto : )
Pedang Mikhael Sang Malaikat Agung dihunus terakhir tahun 1656 saat Italia melawan wabah penyakit. Dan kali ini, 5 April 2020 pedang ini dihunus kembali. Dikeluarkan dari tempatnya, Monte Sant'Angelo, Italia.
Minggu, 5 April 2020, Pedang Malaikat Agung St Mikhael dikeluarkan dari Tempat Ziarah Monte Sant'Angelo, Italia. Terakhir pedang Mikhael ini dikeluarkan tahun 1656 saat Roma didera wabah penyakit yang mematikan 300.000 orang.
Monte Sant'Angelo dipercaya sebagai lokasi penampakan Malaikat Agung Mikhael. Ini ceritanya, pada tahun 590, wabah hebat menyerang Roma. Paus St Gregorius Agung memimpin suatu arak-arakan melintasi jalan-jalan sebagai tindak penitensi, silih atas dosa dan memohon pengampunan. Di makam Hadrian (sekarang Kastil Sant'Angelo, dekat Basilika St Petrus), St Mikhael menampakkan diri lalu menyarungkan pedangnya sebagai tanda berakhirnya wabah. Pedang Mikhael telah disarungkan. Wabah musnah. Karena itu, Paus St Gregorius Agung membangun sebuah kapel di puncak makam Hadrian dan mendirikan patung besar St Mikhael. https://twitter.com/marco_svd/status/1247741398566215680?s=08 Serangan Dahsyat Abad ke-20 Pada akhir 1800-an, Paus Leo XIII (wafat 1903) mendapat penglihatan yang menubuatkan datangnya abad penderitaan dan perang. Usai mempersembahkan Misa Kudus, Bapa Suci Paus Leo XIII bercakap-cakap dengan para kardinal, lalu tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Segera para kardinal memanggil dokter. Denyut nadi Bapa Suci tak dapat dideteksi. Sekonyong-konyong, Bapa Suci bangun dan mengatakan, “Betapa aku diperkenankan melihat suatu penglihatan yang amat mengerikan!” Dalam penglihatan tersebut, Tuhan mengijinkan setan memilih suatu abad di mana ia boleh melancarkan serangan-serangannya yang paling dahsyat melawan Gereja. Iblis memilih abad ke-20. Doa kepada Malaikat Agung St Mikhael Bapa Suci Paus Leo XIII kemudian membuat suatu doa kepada Malaikat Agung St Mikhael.
Malaikat Agung St. Mikhael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukkannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. (Amin)
Pada tahun 1886, Paus Leo XIII menginstruksikan agar doa ini didaraskan pada akhir Misa. Namun ketika Paus Paulus VI menerbitkan “Novus Ordo” Misa pada tahun 1968, Doa kepada St Mikhael dan pembacaan “injil terakhir” pada akhir Misa dihapuskan. Pada musim semi tahun 1994, Bapa Suci Yohanes Paulus II mendorong umat beriman untuk mendaraskan Doa kepada Malaikat Agung St Mikael. Siapa St Mikhael? Mikhael adalah pemimpin bala tentara surga. Mikhael adalah salah satu malaikat utama dalam tradisi Abrahamik. Dalam Kekristenan Abad Pertengahan akhir, Mikhael bersama-sama dengan St George menjadi pelindung kaum ksatria, dan pelindung dari ordo ksatria pertama Prancis, Ordo Santo Mikael pada 1469. Dalam sistem kehormatan Britania (Inggris Raya), sebuah kelas ksatria dibentuk pada 1818 juga dinamai mengikuti kedua santo ini, Order of St Michael and St George. Umat Katolik dan Kristen Ortodoks menyebutnya sebagai St. Mikael Penghulu Malaikat, atau Malaikat Agung Mikael, dan juga dalam bentuk yang lebih singkat sebagai Santo Mikael. Para Bapa Gereja masa awal beranggapan bahwa St Mikhael berdiri menjaga di pintu gerbang Firdaus setelah Adam dan Hawa diusir. St Mikhael adalah malaikat yang dengan perantaraannya, Tuhan memaklumkan Sepuluh Perintah Allah, yang menghalangi jalan Bileam (Bil 22:20 dst) dan yang menumpas bala tentara Sanherib (2 Taw 32:21).