Penahbisan Misa Uskup Ruteng Tetap Digelar, Rohaniawan dan Tamu Diukur Suhu Tubuh

uskup
uskup (Foto : )
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, resmi ditahbiskan Kamis pagi, 19 Maret 2020 di Gereja Katedral Ruteng, Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hadir dalam misa pentahbisan, 37 uskup dari seluruh Indonesia, pejabat Kongres Wali Gereja Indonesia (KWI) dan pejabat.Bertindak sebagai pejabatĀ  pentahbis yakni Kardinal Ignatius Suharyo dan dua orang uskup pendamping yakni Uskup Agung Ende, Monsinyur Vincensius Sensi Potokota dan Administratur Apostolik sekaligus Uskup Denpasar Mgr. Silvester San.Sebelum penahbisan, para uskup, imam serta tamu undangan wajib diukur suhu tubuh oleh petugas medis. Semua orang yang menghadiri misa juga diminta mencuci tangan dengan cairan antiseptik yang disiapkan petugas.Seperti disaksikan, sebelum misa pentahbisan, uskup terpilih Mgr. Siparianus dan para uskup berjalan kaki dari Pusat Pastoral (Puspas) didampingi seribuan orangĀ  pastor dari seluruh paroki di Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.Berada di depan perarakan yakni rombongan adat yang terus melantukan nyanyian adat bernuansa sukacita. Sekitar 6000 umat menghadiri misa besar yang dimulai pukul 09.00 WITA ini. Umat Katolik memadati gereja dan tenda besar di luar katedral.Monsinyur Siprianus Hormat dipilih menjadi uskup oleh Yang Mulia Paus Fransiskus pada 13 November 2019. Mantan Sekretaris Eksekutif KWI ini menggantikan Uskup Emeretus Hubert Leteng yang mundur pada akhir 2018 lalu.Usai prosesi tahbisan dilanjutkan dengan pengenaan mitra atau topi kebesaran dan tongkat uskup. Dengan demikian Mgr. Siprianus siap memimpin umat Katolik di wilayah kediosisan Ruteng yang meliputi Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.Sebelumnya, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo telah mengirim surat pada yang mulia Kardinal, agar bersedia menunda acara pelantikan Uskup Ruteng, demi alasan kemanusian.Menurut Doni, korban akibat Covid-19 terus berjatuhan. Penyebabnya bukan dari orang yang sedang dirawat di rumah sakit, tetapi oleh orang yang sehat namun dia sudah sebagai Carrier, sebagai pembawa Covid 19 dan berpotensi menularkan kepada siapa saja yang berada di sekitarnya.Meskipun diminta untuk ditunda, namun acara yang dihadiri ribuan orang ini tetap berlangsung. "Misa tetap dilaksanakan," tutur Kardinal Mgr Ignatius Suharyo di lokasi.
vivanews.com