Lucinta Luna Disebut Halu Karena Narkoba, Apa Itu Halusinasi?

Lucinta Luna Disebut Halu Karena Narkoba, Apa Itu Halusinasi?
Lucinta Luna Disebut Halu Karena Narkoba, Apa Itu Halusinasi? (Foto : )
Lucinta Luna sering disebut sebagai ratu halu oleh netizen karena berbagai sensasi yang dibuatnya. Lalu apakah yang dimaksud dengan halu atau halusinasi ?
Selebgram Lucinta Luna telah ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba. Sebelumnya, ia ditangkap Satresnarkoba Polres Jakarta Barat pada Selasa (11/2/2020) sekitar pukul 01:30 WIB, di Apartemen Thamrin City, Jakarta Pusat.Netizen sering menyebut Lucinta Luna sebagai ratu halu, karena berbagai sensasi yang dibuatnya. Salah satu rekannya menyebut kebiasaan halu yang ditampilkan Lucinta Luna dikarenakan efek narkoba yang ia konsumsi. Lalu apa itu halusinasi atau biasa disebut dengan halu?Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium aroma, dan melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada. Dapat dikatakan pula, bahwa halusinasi adalah sensasi yang terlihat nyata padahal sebenarnya dibuat oleh pikiran anda sendiri.Sebagian orang yang mengalami halusinasi menyadari bahwa itu hanyalah persepsi palsu, tapi sebagian lagi benar-benar percaya bahwa apa yang mereka alami adalah nyata. Pada keadaaan tertentu, halusinasi dapat menjadi ancaman bagi diri sendiri maupun orang lain.Halusinasi dapat muncul karena sejumlah faktor. Umumnya, penyebab halusinasi adalah gangguan mental. Berikut beberapa penyebab terjadinya halusinasi:
  • Gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia, demensia, dan depresi berat dengan gejala psikosis. Psikosis adalah kumpulan gejala gangguan mental dimana seseorang merasa terpisah dari kenyataan yang sebenarnya, ditandai dengan gangguan emosional dan pikiran. Penderita psikosis akan sulit membedakan hal yang nyata dan tidak.
  • Gangguan saraf dan otak, seperti penyakit Parkinson, migrain dengan aura, delirium, stroke, epilepsi, dan penyakit Alzheimer.
  • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, seperti kokain, amfetamin, heroin dan obat psikedelik.
  • Demam pada anak kecil atau pada lanjut usia.
  • Gangguan tidur seperti narkolepsi.
  • Penyakit berat, seperti gagal ginjal atau gangguan hati stadium lanjut, HIV/AIDS, kanker otak.
  • Cedera kepala berat.
  • Gangguan elektrolit, misalnya rendahnya kadar natrium darah dan rendahnya kadar magnesium.
  • Kelainan asam basa, seperti pada kondisi asidosis.
  • Efek samping obat-obatan.