Cendol Dawet! Spiritualisme dalam Gerbong KRL

Cendol Dawet! Spiritualisme dalam Gerbong KRL
Cendol Dawet! Spiritualisme dalam Gerbong KRL (Foto : )
Foto: Instagram | @estehleci[/caption]Si wanita tidak merasakan gerayang tangan usil sampai turun di stasiun tujuan. Setibanya di kafe dan nongkrong bersama teman-temannya, wanita ini baru menyadari dadanya beda ukuran 2 sentimeter. Makin menyusut! Ternyata kutang yang dipakainya telah raib. Beruntung saat itu si wanita memakai kutang dan sport bra.[caption id="attachment_246208" align="alignnone" width="457"]
Cendol Dawet! Spiritualisme dalam Gerbong KRL
Foto: Instagram | @estehleci[/caption]Kocaknya lagi, kutang yang hilang itu milik ibunya!Sssttt ... siapa tahu kutangnya kebesaran lalu dirangkep pakai sport bra. Kutang yang kebesaran ini rawan copot talinya lalu mlorot, jatuh. LOL!Baiklah, itu semua kisah-kisah yang membuat hidup kita warna-warni. Jika jiwa atau pikiran kita lepas merdeka maka raga pun bergembira. Silakan amati, semua latihan kesadaran di KRL ini akan membuahkan hasil ketika kereta berhenti di stasiun tujuan. Ada kelegaan! Ada syukur bergema dalam kalbu!Mereka tidak sepenuhnya menyadari bahwa semesta memunculkan desakan naluri. Naluri untuk segera sampai di rumah. Janji Suci telah menanti! Sinetron di ANTV itu tayang jam 20.00 wib!Bagaimana dengan esok? Tenang … esok punya cerita dan kisahnya sendiri.Banyak tempat yang bisa membantu kita memaknai spiritualisme. Salah satunya di KRL. Beryoga! Menyatukan Jiwa, Raga dan Ruh. Menjadi satu kesadaran universal. Kemudian kembali lagi menjadi kesadaran raga. Kesadaran inderawi. Menikmati adanya! Setidaknya latihan Yoga hari ini telah sukses terlalui. Cendol Dawet! Setiap jam pulang kerja, KRL penuh sesak. Bagai cendol dawet! Presiden Jokowi pernah merasakannya. Hari itu, Rabu (6/3/2019). Jokowi naik dari Stasiun Tanjung Barat saat pulang ke Istana Bogor. Banyak komplainan dari penumpang. Mereka meminta penambahan gerbong atau penambahan jumlah rangkaian kereta.Begini kata Pak Jokowi, sekarang kereta lewat persimpangan setiap 10 menit sekali. Kalau ditambah rangkaian akan menjadi 5 menit sekali. Apa jadinya? Banyak persimpangan yang tutup terus! Kan palang kereta apinya hanya buka 5 menit. Masalah lagi![caption id="attachment_246198" align="alignnone" width="921"]