Sinopsis Jodha Akbar Selasa, 8 Desember 2020

Nadira bersama kawan-kawannya sedang berusaha merobohkan buah dari pohon tetapi semua usaha mereka tampaknya sia-sia.

Kemudian, Saleem melihat Nadira menatap pohon itu dan berasumsi bahwa dia menginginkan buah itu.

Dia segera mengeluarkan busurnya dan menembakkan anak panah ke buah itu.

Anak panah meleset dari sasarannya dan malah mengenai teman Nadira dan dia terjatuh dari pohon.

Saleem mulai menangis melihat ini dan kemudian lari dari tempatnya. Nadira mengungkapkan semua yang telah terjadi sebelumnya sebelum Jalal dan yang lainnya, Narida mengatakan bahwa Saleem bertanggung jawab atas kematian anak kecil itu.

Semua orang yang berkumpul di sana terkejut mendengar ini dan Jalal meminta Saleem untuk mengatakan yang sebenarnya.

Saleem mengaku bahwa dia telah menembakkan panah ke anak itu tanpa sadar.

Dia kemudian pergi ke ibunya dan mulai menangis karena dia takut dengan penilaian yang akan diberikan Jalal terhadapnya.

Jalal kemudian menyamar sebagai orang biasa dan merasa sakit hati ketika dia memahami penderitaan keluarga anak kecil itu.

Jalal mengambil keputusan akhir tentang Saleem, atas kesalahan yang telah dilakukannya.

Bahkan setelah Rukaiyya Begum dan ibunya sendiri mencoba menghentikannya untuk mengambil keputusan melawan Pangeran Cilik, Jalal memutuskan untuk tetap teguh dengan keputusannya dan mengumumkan bahwa Saleem harus tinggal bersama keluarga Kadir sampai dia bangkit dari kondisi kritisnya Jodha.

Begum melakukan shalatnya yang biasa sebelum tanaman 'tulasi' dan berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan putranya Saleem yang dihukum karena menjauh darinya.

Sementara itu, Saleem bangun dari tidurnya dan terkejut saat dia menemukan Rukaiyya Begum duduk di sampingnya.

Rukaiyya berbohong padanya dan mengatakan bahwa Jodha Begum menolak untuk datang menemuinya, dia kemudian memberinya makanan yang benar-benar menghipnotis sang pangeran.

Pangeran Saleem pergi ke hutan dan mencoba mengumpulkan kayu untuk membuat api. Saleem merasa sulit untuk melakukannya tetapi tidak mudah menyerah dan dia berhasil menumpuk kayu.

Sementara Jalal menyamar sebagai orang biasa dan melihat putra kecilnya bekerja keras. Jalal merasa kasihan pada putranya tetapi pada saat yang sama senang dengan upaya putranya.