Ramadhan Mendekat! Ini 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Tetap Sehat Selama Puasa

Ilustrasi ramadan (Foto : Freepik/ freepik)

Antv – Bulan suci Ramadan semakin dekat dan banyak orang dari seluruh penjuru dunia mulai mempersiapkan diri baik secara fisik maupun spiritual.

Selama Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Terkait lamanya waktu berpuasa sangat beragam tergantung di belahan dunia mana mereka tinggal karena panjang hari diatur oleh waktu dalam setahun dan jarak dari garis khatulistiwa.

Beberapa orang juga dibebaskan dari kewajiban untuk berpuasa, seperti misalnya anak-anak, orang tua, seseorang yang mengalami gangguan kesehatan, wanita menstruasi, dan ibu hamil.

Secara umum, puasa telah terbukti memiliki manfaat kesehatan. Bahkan, puasa berselang atau yang lebih populer dengan istilah intermittent fasting dijadikan salah satu metode untuk menurunkan berat badan.

Alih-alih fokus pada apa yang dimakan, intermittent fasting lebih fokus pada waktu makan. Biasanya, intermittent fasting dilakukan dengan pola 16 jam waktu puasa dengan 8 jam waktu makan, dan beberapa pola lainnya.

Intinya, begitu tubuh menggunakan simpanan gulanya, maka ia akan mulai membakar lemak dan penurunan berat badan pun terjadi. Proses ini dikenal sebagai pergantian metabolisme.

 

Menu Buka Puasa. (Foto: Freepik/odua)

 

Melansir dari Aljazeera pada Selasa, 21 Februari 2023, studi menunjukkan bahwa manfaat kesehatan dapat diperoleh melalui puasa intermittent, seperti menurunkan tekanan darah dan kolesterol, mengurangi peradangan, dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, puasa intermittent juga dapat membantu meningkatkan daya ingat secara jangka panjang, mengurangi risiko kanker dan memperlambat tanda-tanda penuaan.

Namun bagi umat Islam, manfaat kesehatan adalah lain hal. Sebab, tujuan puasa yang utama merupakan salah satu dari 5 rukun Islam, yakni mendekatkan diri dan bersyukur kepada Allah.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa puasa itu mudah tetapi bagi yang lain, puasa bisa menjadi tantangan tersendiri karena harus menahan rasa lapar dan dahaga selama seharian penuh.

Lantas, adakah cara untuk menahan rasa lapar tersebut? Jawabannya iya. Makanan tertentu yang dikonsumsi saat sahur dapat mengurangi rasa lapar dan menyehatkan badan. Intinya, kamu perlu tahu apa yang sebaiknya kamu makan.

Penasaran tips tetap sehat selama puasa? Yuk simak tips sehat puasa Ramadan menurut Dr Khan dilansir dari Aljazeera pada Selasa, 21 Februari 2023 berikut ini!

1. Cukupi Kebutuhan Serat, Protein dan Karbohidrat Kompleks Saat Sahur

 

Ilustrasi makanan bergizi. (Foto: Freepik/ freepik)

 

Jika hendak berpuasa, sebaiknya jangan pernah melewatkan makan sahur. Makan makanan yang tepat saat sahur merupakan kunci dalam membantu mengurangi rasa lapar di siang hari.

Pilihlah makanan sahur yang kaya serat dan protein. Serat merupakan kunci untuk memperlambat proses pencernaan dan membuatmu merasa kenyang lebih lama.

Protein juga merupakan komponen penting untuk makan sahur. Mengonsumsi makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ikan, atau ayam panggang adalah cara yang baik untuk menahan rasa lapar.

Sebagai alternatif, kamu juga dapat mengonsumsi telur rebus atau sumber protein vegan lainnya, seperti kacang-kacangan.

Selain serat dan protein, karbohidrat juga salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan saat sahur. Tapi, kamu perlu memerhatikan jenis dan cara makannya.

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi karbohidrat setelah serat dan protein dapat mengurangi lonjakan glukkosa dan insulin dalam darah.

2. Pastikan Tubuhmu Terhidrasi dengan Minum Air Putih

 

Ilustrasi air putih. (Foto: Freepik/ rawpixel.com)

 

Penelitian menunjukkan bahwa air dapat membantu menahan rasa lapar. Meminum air putih sebelum makan dapat meregangkan perut dan mengirim sinyal kenyang ke otak.

Perlu diingat, meski teh dan kopi mengandung air, kandungan kafein di dalamnya dapat bertindak sebagai diuretik dan membuatmu buang air kecil lebih banyak yang dapat menambah efek dehidrasi saat puasa.

3. Asupan dan Tips Makan Saat Buka Puasa

 

Ilustrasi buka puasa. (Foto: Freepik/ rawpixel.com)

 

Umumnya, umat Islam membatalkan puasanya dengan beberapa butir kurma. Buah yang kaya akan gula dan diserap dengan cepat oleh tubuh.

Setelah itu, cobalah untuk membagi makanan berbuka puasa menjadi dua, daripada makan satu kali dalam porsi besar. Ini akan membantu mengelola lonjakan glukosa sehingga mengurangi risiko gangguan pencernaan.

Baiknya, mulailah dengan mengonsumsi sup dan disambung dengan salat Maghrib, kemudian lanjutkan dengan memakan makanan yang lebih substansial yang terdiri dari karbohidrat kompleks, protein dan sayuran kaya serat.

Menyeimbangkan makanan dengan cara di atas dapat mencegah kembung dan lonjakan glukosa atau insulin dalam darah. Dengan demikian, kamu memiliki lebih banyak energi.

4. Puasa dan Kondisi Kesehatan Lainnya

 

 
Ibu hamil. (Foto: Freepik)

 

Bagi pemilik kondisi kesehatan jangka panjang, Islam memberi keringanan dengan tidak perlu menjalankan puasa. Walau begitu, beberapa orang tetap nekat menjalankan puasa.

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, kamu perlu membicarakan hal tersebut dengan doktermu. Jangan sampai kamu tiba-tiba mengehentikan pengobatan dan bersikap zalim pada dirimu sendiri.

Selain kondisi kesehatan, kehamilan juga menyebabkan wanita terbebas dari kewajiban untuk puasa. Walau begitu, sebagian ibu hamil tetap nekat menjalankan puasa.

Terkait hal tersebut, studi menyebutkan bahwa meski tak ada efek yang signifikan, berat bayi pada ibu yang berpuasa lebih ringan dibandingkan dengan ibu yang tidak berpuasa. Oleh sebab itu, sebelum berpuasa, baiknya pikirkan soal dampaknya pada kesehatan janinmu.

Sementara puasa telah terbukti memiliki beberapa manfaat kesehatan, strategi yang kamu lakukan juga sama pentingnya untuk menjaga kesehatan. 

Ramadan merupakan refleksi diri, kedisiplinan serta menghentikan kebiasaan buruk. Jika kamu bisa mengubah kebiasaan makanmu menjadi lebih sehat dan membawa kebiasaan ini setelah Ramadan, maka hidupmu akan berubah.