Jalan Senilai Rp15 Miliar Nyaris Putus, Warga Swadaya Pengurukan

Jalan Senilai 15 Miliar Nyaris Putus, Warga Swadaya Pengurukan (Foto : antvklik-Slamet Prayitno)

AntvJalan Raya penghubung tiga Kabupaten di Desa Bago, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ambles sepanjang 15 meter dengan kedalaman 5 meter.

Jalur itu bahkan nyaris putus cuma tersisa lebar 50 sentimeter dan membahayakan pengendara.

Sebelumnya jalan provinsi sepanjang 2,8 kilometer tersebut baru rampung di betonisasi pada 22 Oktober 2022 dengan anggaran sebesar Rp15,9 miliiar.

Berdasarkan pantauan, Jalan Raya Kuwu (Grobogan) menuju Galeh (Sragen) tersebut telah ditimbun warga setempat menggunakan batu seadanya untuk perlintasan sementara.

Menurut Witono (53) Tokoh masyarakat Desa Bago, warga terpaksa urunan mengurug titik ambles mengunakan batu padas agar bisa dilalui pengendara.

"Jalan ini adalah akses satu-satunya menuju Sragen dan Ngawi. Kami terpaksa urunan beli material batu sekitar 20 ritase. Dana didapat dari pengendara yang melintas dan pengusaha setempat. Bahkan sebagian material masih ngutang," terang Witono.

Diketahui, proyek betonisasi yang menghubungkan ke Kabupaten Sragen dan Kabupaten Ngawi tersebut selesai dibangun oleh PT Geonika Bahana Makmur Utama pada 22 Oktober 2022. Tapi betonisasi di titik KM 13 hanya bertahan sebulan.

"Sebulan setelahnya pada 24 November, cor beton di Dusun Salak ambles," ujar Witono.

Lantaran tak bisa dilintasi, upaya perbaikan kerusakan jalan pun dilakukan dengan teknik pengaspalan. Namun, aspal hanya bertahan 15 hari dan jalan kembali ambles sedalam 5 meter sepanjang 15 meter.

"Pengaspalan tuntas pada 10 Desember 2022, tapi dua mingguvsetelahnya pada 26 Desember, jalan yang diaspal justru kembali ambles," tutur Witono.

Masyarakat kini berharap pemerintah segera merealisasikan perbaikan jalan Provinsi tersebut menyusul jalur tersebut adalah akses perekonomian menuju dua kabupaten lain atau sebaliknya.

"Kami sudah melapor ke BPBD, PUPR dan Binamarga Jateng, karena ini adalah jalan Provinsi, namun tak kunjung diperbaiki," kata Witono.

Menurut Informasi peneliti dari Undip yang datang ke lokasi, struktur tanah di bawah jalan yang ambles adalah tanah berair atau berlumpur.

"Kemarin dicek dari Undip bawahnya sana ada seperti sungai, karena dibor kedalaman 23 meter itu yang keluar lumpur. Diduga penyebabnya itu. Kami berharap segera ditindaklanjuti," pungkas Witono.