Selawat dan Hadrah Lima Bahasa Menggema di Bumi Sakura

Selawat dan Hadrah Lima Bahasa Menggema di Bumi Sakura (Foto : KBRI-Tokyo)

Pergelaran Seni dan Budaya Muslim Indonesia ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta lagu Yaa Lal Wathan.

Lagu ini populer di kalangan pesantren dan setiap kegiatan Nahdlatul Ulama (NU). Lagu Yaa Lal Wathan yang juga dikenal dengan Syubbanul Wathan ini diartikan sebagai pemuda cinta tanah air.

Lantunan selawat Nabi Muhammad SAW diiringi irama yang dikenal dengan seni hadrah menjadi puncak acara ini. Lantunan selawat dan hadrah yang ditampilkan kelompok Hadrah Nusantara dan Hadrah Wali Songo mampu membuat para penonton baik warga Indonesia dan Jepang ikut larut mengikuti alunan musik dan hentakan berbagai alat musik pengiring seperti rebana, bass, darbuka, tam dan ketiplak atau ketipung. 

Selawat yang ditampilkan ini menggunakan 5 (lima) bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Arab dan Jepang. 

Ketua LESBUMI Irwan Setiawan berharap, kesenian hadrah dapat dipelajari dipelajari oleh masyarakat Jepang. Termasuk mengenalkan ketauladanan Nabi Muhammad SAW melalui lantunan selawat dan musik hadrah berbahasa Jepang agar lebih mudah dipahami. 

Selain penampilan hadrah, empat perguruan silat Indonesia unjuk kebolehan dalam acara ini. Keempat perguruan silat itu adalah Persaudaraan Setia Hati Terate, Kera Sakti, Pagar Nusa dan Tapak Suci. Selain itu, tampil pula para pesilat dari Japan Pencak Silat Association (JAPSA).