Inilah Sejarah dan Perkembangan Dangdut Koplo di Indonesia

Inilah Sejarah dan Perkembangan Dangdut Koplo di Indonesia (Foto Istimewa) (Foto : )

Dunia perdangdutan di Indonesia, pasti akan langsung diingat nama-nama Rhoma Irama, Elvy Sukaesih di tahun 1970-an, hingga mulai bermunculan insan dangdut yang lebih didominasi oleh penyanyi-penyanyi muda dan juga para mahmud alias "mamah muda" seperti Inul Daratista dan Dewi Persik. Sejatinya, musik dangdut adalah musik khas Indonesia yang pertama kali dipopulerkan oleh Mashabi dan Elia Khadam pada era 60-an. Pada dekade 70-an lah musik jenis dangdut sebagai revolusi dari musik melayu mulai mendapatkan tempatnya di masyarakat, khususnya di tanah Jawa. Puncaknya pada tahun 1973 dengan berdirinya Orkes Melayu (OM) Soneta dengan Rhoma Irama sebagai motornya. Kemunculan OM Soneta menjadi pintu gerbang bagi para pedangdut lainnya, seperti A. Rafiq, Mansur S, Elvy Sukaesih, dan lainnya. Dari tahun ke tahun, musik dangdut semakin dikenal walaupun mulai bermetamorfosis menjadi dangdut yang lebih modern, sebut saja rock dangdut, pop dangdut, hingga disco dangdut. Kemudian tahun 2000-an mencuatlah sebuah sub genre dari dangdut itu sendiri yang disebut sebagai dangdut koplo. Bagaimanakah sejarahnya? Secara garis besar dangdut koplo memang tidak jauh berbeda dengan musik dangdut pada umumnya. Namun, tentu saja ada sebuah karakteristik tersendiri dalam tubuh sub genre musik ini. Karakteristik tersebut terletak pada tempo dan pemain gendangnya yang lebih dominan dibandingkan dengan instrumen yang lain. Dangdut koplo dimainkan pertama kali di sebuah komunitas kecil di pinggiran Surabaya, tepatnya di daerah Girilaya pada tahun 1993. Pada saat itu, penabuh gendangnya adalah Mas Naryo. Bahkan, pada masa itu, dangdut koplo lebih dikenal dengan sebutan dangdut kotekan (musik patrol untuk membangunkan orang sahur pada bulan Ramadan). Permainan gendang Mas Naryo disempurnakanlah oleh Mas Sugeng yang akhirnya menjadi dangdut koplo. Musik dangdut koplo melesat tajam pada tahun 2000-an yang merupakan imbas dari kejenuhan musik dangdut itu sendiri. Mulanya, wilayah di Jawa Timur dan pesisir utara laut Jawalah yang mengembangkan musik ini. Dangdut koplo sesungguhnya merupakan mutasi dari dangdut setelah bersinarnya era "congdut" (dangdut campursari) yang memang kental dengan irama tradisionalnya, terutama irama kendang kempulnya yang berasal dari daerah Banyuwangi. Musik dangdut koplo kelak disebut sebagai musik dangdut pantura. Lantas, apa hubungannya dangdut koplo dengan pantura? Ternyata, para pekerja yang berada di wilayah pantura, baik nelayan maupun supir-supir bis dan truk lintas panturalah yang menjadi penikmat setia musik ini. Kini, dangdut koplo seperti mencapai puncak kejayaannya dengan menghadirkan musik yang lebih segar dengan menonjolkan sisi penyanyinya yang cantik, namun jauh dari kesan erotis. Beberapa OM yang kini memilih dangdut koplo adalah New Pallapa, Sagita, Sera, New Kendedesm Monata, dan lainnya. Kemunculan Via Vallen dan Nella Kharisma di jagat perindustrian dangdut koplo sepertinya mencoba untuk menjaring massa kelas pemuda sehingga musik dangdut akan jauh dari kesan norak dan kampungan. Dangdut koplo sekarang seolah lebih mudah diterima di berbagai kalangan. Dengan alunan musik yang lebih fresh dan penyanyinya yang cantik, dangdut koplo seakan berusaha mengembalikan masa kejayaan dangdut seperti sedia kala. Coba Nikmati salah Satu Dangdut Koplo Berikut ini: https://www.facebook.com/IndonesiaDangdutan/videos/2347389635518131/?v=2347389635518131