Berakhir sudah perjalanan panjang gelaran turnamen Kratingdaeng Piala Indonesia 2018-19. Setelah melewati 55 pertandingan, Piala Indonesia edisi ketujuh ini berhasil melahirkan juara baru, yakni PSM Makasar. Tim Juku Eja menjadi kampiun berkat kemenangan agregat 2-1 atas Persija Jakarta.
Meski sempat vakum selama 6 tahun, turnamen ini ternyata masih memiliki gengsi tinggi bagi klub- klub peserta yang berasal dari Liga 3 hingga kasta teratas kompetisi nasional. Hal ini terbukti dari antusiasme masyarakat yang selalu memenuhi stadion dari mulai pembukaan, yang digelar di markas klub Liga 3 Persibo Bojonegoro sebagai juara bertahan, hingga partai puncak di kota Makasar,
yang semuanya berakhir kondusif. Adapun mengenai pelaksanaan leg kedua partai final yang sempat tertunda, Tisha menyebut PSSI punya pertimbangan matang demi kebaikan tim yang menjadi juara.
“Ketika di bulan November PSSI melayangkan surat kepada AFC untuk meminta slot agar juara di Piala Indonesia itu bisa mewakili indonesia di AFC Cup 2020, ada satu yang harus kita jaga bersama, yaitu penyelenggaraan yang baik. Kelancaran penyelenggaraan, mulai babak pertama sampai dengan paling utamanya di partai final dimonitor dan dilaporkan langsung ke AFC,” kata Tisha.
Fans PSM Makassar merayakan gelar juara dan gembira bisa jadi wakil Indonesia di Piala AFC 2020.
"PSSI ingin menjaga agar PSM Makassar yang saat ini keluar sebagai juara tetap bisa mewakili Indonesia di AFC Cup 2020. Alhamdulillah, dengan penyelenggaraan yang sangat tertib dan lancar kemarin, kita pastikan bahwa PSM bisa mewakili Indonesia di AFC Cup 2020,” tutur cewek alumnus Institut Teknologi Bandung ini.
Keputusan penundaan PSSI ini akhirnya bisa diterima dan dianggap tepat oleh CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin.