Gegara Suporter Pamer Uang, Sepakbola pun Jadi Ricuh

gegara uang sepakbola ricuh
gegara uang sepakbola ricuh (Foto : )
Kita masih ingat dengan lagu Niki Astria yang berjudul “uang.” Liriknya, seperti ini, memang uang bisa bikin orang senang bukan kepalang...namun uang bisa juga bikin orang mabuk kepayang...lupa sahabat, lupa kerabat, lupa saudara, mungkin juga lupa ingatan. oh...uang...oh...lagi-lagi uang. Uang inilah yang menyebabkan kericuhan.[caption id="attachment_121307" align="alignnone" width="900"]
gegara uang sepakbola ricuh 2
Para suporter pamerkan uang, lawanpun berang[/caption]Pertandingan liga remaja Piala Soeratin kelompok umur 17 tahun yang mempertemukan Persida Sidoarjo versus Asifa Malang, Jawa Timur, di Stadion Jenggolo Sidoarjo. Sebenarnya pertandingan ini berlangsung menarik dan seru. Terjadi enam gol dalam sembilan puluh menit (skor 3-3). Namun akibat ulah suporter ibu-ibu yang memamerkan uang, terjadilah kericuhan antar pemain hingga suporter. Tidak itu saja, kaca di ruang ganti pemain pun dipecahkan.Pada awalnya, kedua tim menampilkan permainan menyerang sejak menit awal,  hingga akhir pertandingan skor akhir imbang 3-3. Wasit meniupkan tanda pertandingan selesai, kedua pemain saling bersalaman.Namun saat ibu-ibu dari pendukung (tim hijau) Asifa Malang, Jawa Timur, memamerkan uang yang rencananya akan digunakan untuk bonus pemain, suasana jadi berubah.Para suporter tuan rumah yang awalnya hanya duduk, lalu ikutan saling memperlihatkan uang. Kemudian timbulkan keributan, hingga perkelahian antar suporter dan pemain kedua tim.“ Jangan pamer-pamer uang seperti itu. Mereka kan swasta, kami negeri, jangan dianggap gak ada uangnya. Jangan begitu, tidak etis itu, kampungan, “ ujar salah satu penonton, Anace.Suasana semakin panas, mengakibatkan kaca di ruang ganti pemain pecah. Aparat keamanan dari TNI dan Polri segera mengambil tindakan menenangkan situasi.Tim Asifa Malang mendapatkan pengawalan yang ketat dari aparat kepolisian saat meninggalkan lapangan Stadion Jenggolo, Sidoarjo, Jawa Timur.Laporan Win Arrizal dari Sidoarjo, Jawa Timur.